Liputan6.com, Singapura - Hanya butuh waktu lima jam bagi Donald Trump untuk mempercayai sosok Kim Jong-un yang pernah ia juluki sebagai 'Little Rocket Man'.
Meski awalnya terkesan menjaga jarak, pertemuan keduanya yang berlangsung sekitar pukul 09.00 hingga 14.00 waktu Singapura berjalan dengan baik. Mereka bersalaman, duduk bersama, mengadakan pertemuan, makan siang bareng, dan berjalan-jalan di taman Capella Hotel. Donald Trump bahkan memamerkan mobil kepresidenan 'The Beast' pada Kim Jong-un.
Saat berpisah, keduanya saling berjabat tangan erat, jauh lebih relaks dan akrab daripada ketika bertemu.
Advertisement
Saat ditanya, apakah Donald Trump mempercayai Kim Jong-un, sang miliarder menjawab, "Saya percaya. Menurut saya, dia akan menyelesaikannya."
Trump yakin benar, Kim Jong-un akan memenuhi perjanjian yang telah disepakati bersama dalam dokumen hasil KTT AS-Korea Utara.
"Dia (Kim Jong-un) sangat tegas dan faktanya ia ingin melakukannya. Saya pikir mereka (pihak Korut) ingin melakukannya lebih dari itu, bahkan lebih dari saya. Mereka ingin masa depan yang lebih cerah untuk Korea Utara," kata dia.
Saksikan juga video terkait pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump berikut ini:
Donald Trump Memuji Kim Jong-un
Puja dan puji diberikan Donald Trump untuk Kim Jong-un, salah satunya soal kemampuan pemimpin 'belia' itu menjalankan pemerintahan negara dalam usia muda.
Hal itu disampaikan Donald Trump saat ditanya soal taktik brutal rezim Kim Jong-un pada rakyatnya dan pada mereka yang dinilai bakal menggoyang kekuasaannya -- bahkan keluarganya sendiri sekalipun.
"Ia sangat berbakat," kata Donald Trump.
Berbeda dengan Donald Trump yang dipilih secara demokratis dalam Pilres AS 2016, Kim Jong-un mewarisi kekuasaan dari ayahnya Kim Jong-il dan sang kakek, Kim Il-sung pada 2011. Kala itu, ia dilaporkan baru berusia 26 tahun.
Meski menjanjikan denuklirisasi di Semenanjung Korea, tak ada satu pun poin dalam kesepatakan dengan AS yang menyebut soal nasib rakyat Korea.
Namun, dalam poin keempat AS dan Korea Utara berkomitmen untuk memberikan pemulihan terhadap tawanan perang yang tersisa, termasuk penyegeraan repatriasi bagi mereka yang telah teridentifikasi.
Donald Trump mengklaim, 100 ribu orang Korut yang ditahan di kamp kerja paksa (gulag) adalah akan menjadi pihak yang diuntungkan dari KTT di Singapura.
Advertisement