Sekjen PBB: Pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un Tonggak Penting

Pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un mencuri perhatian Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres.

diperbarui 13 Jun 2018, 11:08 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2018, 11:08 WIB
Sekjen PBB Antonio Guterres berbicara di hadapan DK PBB (AP)
Sekjen PBB Antonio Guterres. (AP)

Singapura - Pertemuan puncak antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un juga mencuri perhatian Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres. Ia mengatakan pertemuan itu adalah "tonggak penting" menuju denuklirisasi semenanjung Korea

Pada Selasa 12 Juni 2018, Guterres mendesak semua pihak yang berkepentingan untuk "merebut peluang penting itu" dan sekali lagi menawarkan bantuan PBB untuk pembongkaran fasilitas program senjata nuklir Korea Utara.

"KTT yang diadakan di Singapura itu adalah tonggak penting dalam kemajuan perdamaian berkelanjutan dan denuklirisasi lengkap dan terverifikasi di semenanjung Korea," kata Guterres dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari DW, Rabu (13/6/2018). 

Donald Trump dan Kim Jong-un menandatangani pernyataan bersama di Singapura, di mana Pyongyang berjanji untuk "bekerja menuju denuklirisasi lengkap di Semenanjung Korea". Namun tidak disebut soal verifikasi dan inspeksi internasional.

Sambutan Internasional

Kementerian Luar Negeri China juga menyatakan sambutan dan memuji hasil perundingan.

"Hasil pertemuan ini adalah langkah-langkah yang benar dan penting menuju denuklirisasi Semenanjung Korea, dan sejalan dengan harapan China," demikian disebutkan dalam sebuah pernyataan.

Selanjutnya disebutkan: "Kami berharap dan mendukung Korea Utara dan Amerika Serikat dalam mengimplementasikan konsensus yang dicapai oleh para pemimpin kedua negara, mempromosikan konsultasi lanjutan, lebih lanjut mengkonsolidasikan dan memperluas pencapaian, dan membuat penyelesaian politik yang berkelanjutan dan tidak dapat diubah lagi."

Rusia juga melihat "langkah maju yang penting". "Kami menyambut langkah maju yang penting yang telah diambil," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov sebagaimana dikutip kantor berita pemerintah, TASS.

Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Rusia mengeluarkan pernyataan dan mengatakan bahwa Moskow "akan terus menawarkan dukungan untuk proses perdamaian Korea." Uni Eropa juga menegaskan, mereka siap "memfasilitasi dan mendukung" setiap pembicaraan yang mengarah pada perdamaian.

Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, setelah bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Tokyo, mengingatkan bahwa kedua pihak harus siap berkompromi.

Dia berharap Amerika Serikat dan Korea Utara akan "menerima kenyataan bahwa, dalam negosiasi, kedua belah pihak harus siap melepaskan isu-isu tertentu, jika mereka berharap untuk mencapai kesimpulan yang baik," kata pemimpin Malaysia berusia 92 tahun itu.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan, dia akan "bekerja sama dengan erat untuk mengirim pesan yang kuat ke Korea Utara.". Dia memuji komitmen pemimpin Korea Utara Kim Jong-un untuk menyingkirkan senjata nuklir dari Semenanjung Korea.

"Ada arti besar dalam diri Ketua Kim yang bersama dengan Presiden Trump menegaskan denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea," kata Abe kepada wartawan.

Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson menyatakan, banyak pekerjaan yang harus segera dimulai. "Masih banyak pekerjaan yang masih harus dilakukan, dan kami berharap Kim terus berunding dengan itikad baik menuju denuklirisasi yang lengkap, dapat diverifikasi dan tidak dapat diubah," katanya.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya