Ratu Elizabeth Murka Saat Tahu Putri Diana Lakukan Hal Ini di Indonesia

Meski berasal dari keluarga kerajaan dan punya status berbeda, Putri Diana terlihat alami dan melebur dengan orang kebanyakan, bahkan dengan mereka yang terpinggirkan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 14 Jun 2018, 19:48 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2018, 19:48 WIB
Putri Diana saat mengunjungi rumah sakit yang merawat pasien penderita kusta
Putri Diana saat mengunjungi rumah sakit yang merawat pasien penderita kusta di Indonesia (The Leprosy Mission)

Liputan6.com, Serang - Hal yang membuat banyak orang jatuh hati pada sosok Putri Diana bukan hanya karena parasnya yang cantik, melainkan karena jiwa sosialnya. Sejak menikah dengan pewaris takhta Inggris, Princess of Wales itu kerap disibukkan dengan kunjungan kenegaraan dan aksi sosial.

Dikutip dari laman BBC, Kamis (14/6/2018), semasa hidupnya Putri Diana kerap mendatangi sekolah, rumah sakit, dan juga melakukan kunjungan ke sejumlah negara di dunia.

Meski berasal dari keluarga kerajaan dan lahir dari kalangan ningrat, Putri Diana terlihat alami dan melebur dengan orang kebanyakan, bahkan dengan mereka yang terpinggirkan.

Pada tahun November 1989 silam, ibu dari Pangeran William dan Harry ini pernah melakukan kunjungan ke Indonesia. Namun, saat berada di Tanah Air melakukan tindakan yang 'terlarang'.

Saat itu ia mengunjungi Rumah Sakit Sitanala di Banten, Indonesia. Putri Diana berkesempatan melihat pasien kusta -- hal yang ditakutkan orang banyak.

Tak menghiraukan imbauan dari para pejabat dan awak media, Princess of Wales nekat duduk di tempat tidur penderita kusta dan berjabatan tangan dengan mereka.

Diana bahkan tak ragu menyentuh perban yang membungkus luka para pasien. Tindakannya ini sontak menuai pujian. Sebab, Diana membantu menepis mitos dan kabar bohong yang terlanjur menyebar soal penyakit kusta.

Banyak orang beranggapan bahwa kusta adalah penyakit kutukan. Oleh karena itu banyak pasien yang dijauhkan dan bahkan dikucilkan.

Merasa tertegun melihat aksi tersebut, sebuah organisasi yang berfokus untuk mengobati pengidap kusta, The Leprosy Mission, meminta Diana untuk menjadi pelindung atau patron.

Princess of Wales pun menerima tawaran tersebut dan menjadi patron untuk The Leprosy Mission sejak tahun 1990 hingga kematiannya pada 1997. Demikian seperti dikutip dari website organisasi tersebut, http://www.leprosymission.org.uk.

Sebagai seorang patron, Diana mengunjungi sejumlah rumah sakit khusus kusta yang didirikan The Leprosy Mission di India, Nepal, dan Zimbabwe. Ia juga menjadi tuan rumah dan menghadiri sejumlah acara terkait di London dan Hong Kong.

Untuk lebih fokus pada tugasnya, pada 1996 Putri Diana memangkas jabatannya sebagai patron dari 100 badan amal menjadi enam. The Leprosy Mission pun menjadi salah satu organisasi yang dipilihnya.

Keterlibatan Putri Diana pada The Leprosy Mission mendobrak hambatan bagi penderita kusta sekaligus menginspirasi banyak orang.

 

Saksikan video pilihan seputar Putri Diana berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Aksi Diana Ditentang Ratu Elizabeth

Putri Diana saat berbincang dengan pasien penderita kusta
Putri Diana saat berbincang dengan pasien penderita kusta (The Leprosy Mission)

Ratu Elizabeth menentang sikap Diana yang berkunjung dan bersentuhan langsung dengan penderita HIV/AIDS dan kusta. Ia meminta Princess of Wales untuk melakukan pekerjaan amal yang lebih "menyenangkan".

Selain memberi perhatian lebih terhadap penderita kusta, Putri Diana juga merupakan keluarga Kerajaan Inggris pertama yang bersentuhan langsung dengan penderita AIDS dan membantu mendobrak kesalahpahaman global terhadap penyakit tersebut.

Pada akhir 1980-an, ketika banyak orang meyakini bahwa AIDS bisa menular melalui kontak biasa, Diana justru duduk di atas tempat tidur dan menggenggam tangan penderitanya.

Tahu akan sikap Ratu Elizabeth, tentu membuat hati Putri Diana kecewa. Sebab sang mertua tak mendukung apa yang telah dikerjakannya. Hal tersebut diungkapkan oleh pengawal Diana, Ken Wharfe, saat memberikan keterangan dalam pemeriksaan resmi atas kematian Diana.

"Setelah Diana kembali (dari Ratu) dan terlihat tertekan, aku bertanya kepadanya, 'Apa yang terjadi?' dan ia menjawab, 'Ratu tak suka aku terlibat dengan pasien AIDS dan kusta, (dan bertanya) mengapa kamu tak terlibat dengan sesuatu yang lebih menyenangkan?'" ujar Wharfe.

"Diana marah karena Ratu tak dapat melihat apa yang ia lakukan. Lady Di merasa anggota keluarga kerajaan harus terlibat dalam kampanye untuk menemukan obat AIDS," tutur Wharfe seperti dilansir oleh The Telegraph.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya