Mahathir Mohammad Berani Mengklaim Wilayah Malaysia di Laut China Selatan

Perdana Menteri Mahathir Mohammad disebut kian berani mengklaim wilayah kedaulatan Malaysia di Laut China Selatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jun 2018, 06:27 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2018, 06:27 WIB
Resmi Dilantik, Mahathir Mohamad menjadi PM Tertua di dunia
Perdana Menteri Malaysia baru, Mahathir Mohamad memberi keterangan saat konferensi pers di Petaling Jaya, Malaysia (10/8). Di usia 92 tahun, pemimpin koalisi oposisi Pakatan Harapan itu menjadi pemimpin terpilih tertua di dunia. (AP Photo / Sadiq Asyraf)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Menurut beberapa pengamat, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad dinilai menunjukkan pendekatan yang lebih berani terhadap klaim di sengketa Laut China Selatan, di mana pengaruh utama di kawasan tersebut kini berpusat di tangan pemerintah Tiongkok. 

PM Mahathir menghendaki Malaysia bertahan di pulau-pulau kecil yang sekarang dikuasainya. Hal itu disampaikan pemimpin berusia 92 tahun itu dalam sebuah agenda pertemuan regional di Taipei, Taiwan, pada pekan lalu. Demikian sebagaimana dikutip dari South China Morning Post pada Senin (25/6/2018). 

Ia juga berharap negara-negara yang mengajukan klaim maritim di Laut China Selatan, menarik kapal-kapal perangnya untuk mengurangi ketegangan.

"PM Mahathir diperkirakan akan mengikuti kehendak rakyat Malaysia dengan meninjau kembali proyek-proyek yang didanai oleh perusahaan China," kata Ibrahim Suffian, direktur organisasi jajak pendapat Merdeka Center yang berbasis di Kuala Lumpur.

Pengurangan pengaruh ekonomi Tiongkok, menurut para pengamat, akan memperkuat kendali PM Mahathir untuk menegakkan klaim Malaysia atas bagian-bagian Laut China Selatan, meski dengan risiko membuat Beijing marah besar. 

Para pemimpin Malaysia sebelumnya disebut jarang mengkritik China, bahkan ketika kapal-kapal Negeri Tirai Bambbu berada sangat dekat dengan pesisir Malaysia.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

Buka Kembali Penyidikan Kasus Pembunuhan

Bendera Malaysia (iStockphoto via Google Images)
Bendera Malaysia (iStockphoto via Google Images)

Sementara itu, PM Mahathir Mohamad berjanji membuka kembali penyelidikan kasus pembunuhan model perempuan asal Mongolia, Altantuya Shaariibuu.

Janji itu diutarakan Tun Mahathir dalam pertemuannya dengan ayah korban, Shaariibuu Setev serta pengacara Ramkarpal Singh di Perdana Putra, Petaling Jaya, pada Rabu, 20 Juni 2018.

"Dia (Mahathir) setuju bahwa kasus tersebut membutuhkan penyelidikan lebih lanjut," kata Ramkarpal, seperti dikutip dari The Star Malaysia.

"Sang PM menekankan bahwa proses penyelidikan tetap harus selaras dengan hukum," tambahnya.

Ramkarpal Singh mengatakan telah memulai prosedur hukum sejak 19 Juni 2018, di mana kala itu, ia bertemu dengan Jaksa Agung Malaysia untuk membahas hal serupa.

Mengomentari lebih lanjut mengenai tatap muka antara PM Mahathir dengan Shaariibuu Setev, sang pengacara mengatakan, "Itu pertemuan yang memuaskan. Sang PM berbicara detail kepada Pak Shaariibuu."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya