Liputan6.com, Mexico City - Presiden Meksiko --yang baru terpilih-- Andres Manuel Lopez Obrador berjanji akan mengirim setiap anak muda yang berminat, untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Presiden Lopez Obrador mengatakan kepada wartawan pada Sabtu, 7 Juli 2018, bahwa semua pemuda Meksiko memiliki kesempatan besar untuk belajar.
Dikutip dari ABC News pada Senin (9/7/2018), dia mengatakan bahwa pemerintahannya kemungkinan akan membangun sekolah menengah dan universitas baru, guna mewadahi rencana besar tersebut.
Advertisement
Ide tersebut dilontarkan oleh Presiden Lopez Obrador, sebagai tanggapan atas masih tingginya kasus kekerasan di kalangan anak muda Meksiko, akibat pengaruh kartel narkoba di negara itu.
Baca Juga
Menteri pendidikan masa depan Esteban Moctezuma mengatakan bahwa pemerintah akan memberikan beasiswa sebesar US$ 126 (setara Rp 1,8 juta) setiap bulannya, kepada siswa yang membutuhkan bantuan keuangan untuk menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atau universitas.
Meski begitu, pemerintahan Presiden Lopez Obrador tidak berencana menaikkan pajak, sehingga pihaknya berupaya mengkalkulasi kembali pembagian anggaran belanja negara untuk tahun depan.
Presiden Lopez Obrador memandang pendidikan sebagai cara untuk menempatkan pemuda Meksiko ke masa depan yang lebih gemilan, sekaligus mengurangi kerentanan mereka terhadap tindak kriminal dan perbudakan modern.
Untuk memulai rencana besarnya itu, Presiden Lopez Obrador berjanji pada pekan ini, akan membayar gaji para peserta magang yang dipekerjakan oleh perusahaan-perusahaan Meksiko, sebagai bagian dari paket beasiswa dan pelatihan senilai US$ 5 miliar, atau setara dengan Rp 71,5 triliun.
Simak video pilihan berikut:
Tidak Ingin Dikawal
Sementara itu, pada Selasa, 3 Juli 2018, dua hari usai dinyatakan menang di pemilu presiden Meksiko, Presiden Lopez Obrador menegaskan bahwa ia akan mengesampingkan beberapa haknya, seperti misal menolak untuk menggunakan paspampres. Alasannya adalah kaeena ia ingin dekat dengan rakyat.
"Saya tidak ingin pengawal, artinya rakyat akan menjaga dan melindungi saya," kata Amlo, seperti dikutip dari The Guardian.
"Saya tidak ingin berpergian dengan pengawalan ketat paspampres. Saya ingin kalian menjaga saya, saya ingin rakyat melindungiku," akunya ketika berkampanye di negara bagian Hidalgo pada bulan Mei.
José Antonio Crespo, seorang analis politik di Center for Economic Research and Teaching, menyebut keputusan Presiden Lopez Obrador sebagai "tindakan yang mutlak tidak bertanggung jawab”.
"Apa yang dikatakannya seperti 'Saya sama seperti orang lain, saya tidak punya hak istimewa' padahal ia bukan sekedar warga biasa, ia adalah kepala negara," kata Crespo kepada Associated Press.
Advertisement