AS Terjebak dengan Tingginya Tingkat Pengangguran

Tingkat pengangguran AS akan tetap terjebak di sekitar sembilan persen sampai akhir 2012.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Nov 2011, 07:26 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2011, 07:26 WIB
110411apengangguran.jpg
Liputan6.com, Washington: Tingkat pengangguran AS akan tetap terjebak di sekitar sembilan persen sampai akhir 2012. Menurut Kantor Anggaran Kongres (CBO), Selasa (15/11), ini menjadi sebuah prospek yang suram untuk tahun pemilu mendatang.

Dengan 14 juta pengangguran dan usaha pemerintah untuk menemukan cara menciptakan lapangan kerja, CBO non-partisan mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi hanya akan naik menjadi sekitar 2,5 persen pada 2012 dari 1,5 persen tahun ini, tidak cukup untuk meningkatkan penciptaan lapangan kerja di atas kenaikan kuat dalam ukuran angkatan kerja.

"Kelemahan dalam permintaan untuk barang dan jasa merupakan kendala utama perekrutan tenaga kerja, namun hambatan struktural dalam pasar tenaga kerja, seperti ketidaksesuaian antara kebutuhan lowongan pekerjaan yang ada dan karakteristik pencari pekerjaan ... tampaknya menghalangi perekrutan juga," Direktur CBO Douglas Elmendorf mengatakan dalam kesaksian tertulis kepada Kongres.

"Akibatnya, tingkat pengangguran kemungkinan akan sekitar 9,0 persen hingga kuartal keempat tahun depan, identik dengan tingkat saat ini dan setengah persentase poin lebih tinggi dari perkiraan CBO tiga bulan lalu."

Elmendorf menunjukkan bahwa tingkat pengangguran telah melampaui 8,5 persen untuk 32 bulan, "periode terpanjang sejak 1947".

Selain itu, jumlah pekerja paruh waktu yang mencari pekerjaan penuh waktu, secara total sembilan juta, adalah dua kali lipat jumlah sebelum resesi 2008-2009, katanya.

"Pada Oktober, 42 persen pekerja yang menganggur telah keluar dari pekerjaan selama lebih dari 26 minggu dan sekitar 30 persen untuk satu tahun atau lebih -- tingkat pengangguran jangka panjang yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam periode setelah Perang Dunia II". (ANT/AFP/MEL)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya