Taksi Listrik Jadi Andalan London untuk Perbaiki Kualitas Udara, Bisa Diadopsi Jakarta?

Taksi bertenaga listrik tengah digalakkan oleh London saat ini, sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas udara kota.

diperbarui 10 Sep 2018, 13:02 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2018, 13:02 WIB
Taksi Bertenaga Listrik Pertama di Inggris
Taksi listrik, TX eCity diuji jalankan dekat Istana Buckingham di London, Inggris, Selasa (5/12). Taksi hitam bertenaga listrik tersebut disebut-sebut merupakan yang pertama di London. (AFP PHOTO / Daniel LEAL-OLIVAS)

London - Kendaraan bertenaga listrik tengah digalakkan oleh London saat ini, sebagai bagian dari upaya pemerintah setempat untuk memperbaiki kualitas udara kota. Kebijakan itu pun turut menyasar pada transportasi publik, termasuk taksi hitam yang identik dengan kota itu.

Bahkan hingga tahun 2020, pemerintah London berencana untuk menjadikan separuh dari total taksi yang ada di kota menjadi bertenaga listrik --sebuah proyek yang mungkin bisa ditiru oleh kota besar lainnya, termasuk Jakarta, demikian seperti dikutip dari DW, Senin (10/9/2018).

Di London, taksi hitam yang juga dikenal sebagai "black cabs" adalah ikon kota metropolitan ini sejak lebih dari 20 tahun. Namun, meski menjadi simbol ikonik khas London, tapi moda transportasi itu menjadi penymbang utama polusi udara di London.

Untuk melawan polusi udara, London secara bertahap mengurangi taksi bermesin diesel. Tahun 2018, baru satu taksi elektrik yang diberi lisensi operasi baru. Dan pada tahun-tahun berikutnya, akan ada banyak lagi pengelola taksi yang memperoleh lisensi 'elektrik' tersebut.

Apa keuntungannya?

Mobil bertenaga listrik tidak bising dan lebih bersih dibanding mobil bermesin diesel.

"Pintu membuka ke arah yang berlawanan. Penumpang bisa masuk dengan mudah saat lalu-lintas padat. Di sini ada USB port juga Wifi. Semua terkoneksi, dan dikendalikan oleh sopir", demikian penjelasan Paul Chrisostomou, salah seorang sopir e-Cab atau taksi elektrik.

Kendala Biaya Mahal

Taksi diesel lawas memang tidak bisa bersaing melawan semua fitur modern tersebut. Namun, sulit bagi para pemilik taksi hitam untuk memperoleh teknologi semacam itu. Apalagi harga taksi elektrik 25 persen lebih mahal ketimbang taksi diesel.

Steve Kenton, sopir taksi hitam bercerita: "Harganya 62.000 Pound. Untuk satu taksi baru. Sebagai gambaran: harganya ada pada kisaran yang sama dengan sebuah Maserati atau Porsche kelas menengah."

Tapi, London punya target ambisius menjadi kota dengan emisi nol pada tahun 2050. Pemerintah memberikan subsidi sebesar 8.500 Euro untuk pembelian taksi elektrik baru.

Jemima Hartshorn ingin taksi diesel pencemar udara lenyap dari jalanan London jauh lebih cepat lagi. Ia peduli terhadap kesehatan anak-anak di ibukota Inggris itu.

Itu sebabnya ia mendirikan yayasan "Mums for Lungs": "Terutama di pusat kota London, taksi hitam ini kontributor terbesar nitrogen oksida dan partikel halus. Bagus sekarang perlahan ditarik dari jalanan."

 

 

Simak video pilihan berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya