Australia Keluarkan Imbauan agar Para Pejabatnya Tak Terbang dengan Lion Air

Kementerian Luar Negeri Australia mengeluarkan imbauan terkait penggunaan maskapai Lion Air, setelah musibah jatuhnya pesawat dengan nomor penerbangan JT 610.

diperbarui 31 Okt 2018, 09:01 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2018, 09:01 WIB
Rita/Liputan6.com
Pesawat Lion Air yang jatuh regitrasi PK-LQP jenis Boieng 737 MAX 8 jatuh di Kawarang. (Humas Lion Air)

Jakarta - Musibah Lion Air JT 610 membuat pihak Kementerian Luar Negeri Australia mengeluarkan imbauan terkait penggunaan maskapai tersebut. Para pegawai dan kontraktor yang bekerja untuk mereka diminta untuk tak menggunakan perusahaan penerbangan itu.

"Telah diinstruksikan untuk tidak terbang dengan maskapai Lion atau pun anak perusahaannya," demikian bunyi petikan imbauan dari Kementerian Luar Negeri Australia, seperti dikutip dari DW, Selasa (30/10/2018).

Pernyataan yang dimuat di laman internet kementerian tersebut mengemuka setelah insiden pesawat Lion Air JT 610 jatuh pada Senin, 29 Oktober 2018 di perairan Tanjung Karawang. Kementerian itu juga mengatakan keputusan demikian akan ditinjau ulang setelah adanya hasil temuan dari investigasi kecelakaan tersebut.

Sementara itu, meski pencarian terus dilakukan oleh Badan SAR Nasional (Basarnas), kemungkinan untuk menemukan korban yang masih hidup sangat kecil.

Direktur operasi di agensi, Bambang Suryo Aji, mengatakan upaya pencarian kini berfokus pada menemukan mayat. Dia mengatakan enam kantong mayat telah digunakan sejauh ini untuk menampung temuan serpihan jenazah.

Aji mengatakan tidak berharap menemukan korban selamat selamat dari pesawat yang jatuh ke laut Karawang hanya sekitar 13 menit setelah tinggal landas itu. Total ada 189 orang di dalam pesawat nahas itu termasuk penumpang dan awak pesawat (sebelumnya diberitakan ada 188 orang).

Lebih lanjut, Aji mengatakan lokasi lambung pesawat belum diidentifikasi. Perairan tempat pesawat jatuh diperkirakan memiliki kedalaman 30 meter. Pencarian saat ini direncanakan berlangsung selama tujuh hari dan bisa diperpanjang.

Disewa dari Perusahaan di China?

Kantor berita resmi China (CNS) mengatakan bahwa Lion Air menyewa pesawat tersebut dari sebuah perusahaan di Tiongkok, yaitu China Minsheng Investment Group Leasing Holdings Ltd. CMIG Leasing adalah bagian dari CMIG grup, yang memiliki bisnis di beberapa bidang termasuk logistik, energi dan perawatan kesehatan.

Menurut kantor berita CNS, praktik penyewaan pesawat ini adalah hal yang wajar dijumpai dalam pengoperasian angkutan penerbangan sipil. Namun, ia mengatakan CMIG tidak mengeluarkan komentar apa pun terkait hal ini.

Situs web pelacakan penerbangan Flightradar24 mengatakan pesawat Lion Air yang jatuh adalah pesawat baru yang baru beroperasi selama beberapa bulan.

Situs ini mengatakan pesawat Max 877 terdaftar sebagai PK-LQP dan dikirim ke maskapai Lion Air Agustus lalu. Max 8 adalah bagian dari seri 737 terbaru dari Boeing Co yang menggantikan seri 737-800.

Juru bicara Boeing, Paul Lewis, mengatakan Boeing "memantau dengan seksama situasi ini" tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang pesawat yang bersangkutan.

Dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, pejabat keselamatan penerbangan dan transportasi Indonesia mengatakan pilot pesawat meminta izin untuk kembali ke Jakarta hanya sekitar sekitar dua hingga tiga menit setelah lepas landas dan permintaan ini telah disetujui.

Novie Riyanto, kepala AirNav yang mengelola lalu lintas udara di Indonesia, mengatakan bahwa ada dua orang asing di atas pesawat: pilotnya berasal dari India bernama Bhavye Suneja dan seorang warga negara Italia.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya