Liputan6.com, Hawaii - Beberapa orang berpendapat bahwa tujuan liburan yang sempurna adalah pergi ke pulau yang jarang penduduknya, memiliki pantai yang indah, berpasir putih dan beriklim tropis.
Baca Juga
Advertisement
Namun, ada pula orang yang berpikir bahwa wisata mereka akan berkesan apabila mengunjungi dan tinggal di pulau yang belum pernah atau jarang sekali terjamah oleh manusia.
Pulau-pulau anti mainstream tersebut rupanya memang ada di Bumi ini. Di mana dan apa saja namanya? Berikut 10 di antaranya, seperti dikutip dari Bright Side, Jumat (7/12/2018).
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
1. Pulau Gouqi - China
Pulau Gouqi adalah salah satu gugusan 400 pulau dari Kepulauan Shengsi, dan merupakan bagian dari Kepulauan Zhoushan yang terletak di luar Teluk Hangzhou, China.
Zhoushan sangat bergantung pada industri utamanya, yaitu penangkapan ikan, mengingat Zhoushan adalah kepulauan penghasil ikan terbesar di Negeri Tirai Bambu. Saat ini, dengan berkembangnya industri sekunder dan tersier, basis ekonomi Zhoushan menjadi sangat terdiversifikasi.
Pembangunan dan perbaikan kapal, pelayaran, pariwisata dan jasa, sudah menjamur dan berubah menjadi penyumbang utama dari output ekonomi lokal. Akibatnya, banyak desa nelayan yang kini telah ditinggalkan oleh penduduknya. Beberapa di antaranya, yang juga dilestarikan oleh pemerintah setempat, terletak di Pulau Gouqi.
Menurut amusingplanet.com, Kepulauan Shengsi masih menjadi tujuan wisata populer di Tiongkok dan menjadi kawasan penting bagi lebih dari 100.000 nelayan pada musim dingin. Sementara itu, sebuah dusun yang sebelumnya pernah dihuni oleh nelayan, sudah dibiarkan terbengkalai.
Akan tetapi, di sana justru menjadi objek wisata andalan bagi para turis mancanegara, karena menyuguhkan pemandangan alam yang indah. Tampak rumah-rumah kosong yang ditutupi oleh tanaman menjalar, sehingga menciptakan suasana asri.
Advertisement
2. Ilusi Air Terjun Bawah Laut di Kepulauan Mauritius
Mauritius adalah sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia, sekitar 2.000 kilometer (1.200 mil) dari lepas pantai tenggara benua Afrika. Mauritius pertama kali ditemukan oleh orang-orang Arab pada 975 SM, kemudian oleh Portugis antara 1507 dan 1513.
Sejak itu, ada periode suksesi dan kolonisasi antara Prancis, Belanda, dan Inggris. Pulau ini kemudian memperoleh kemerdekaan pada tahun 1968 dan menjadi sebuah republik pada tahun 1992.
Terletak di ujung barat daya pulau, Anda akan menemukan ilusi yang menarik. Jika dilihat dari atas, limpahan endapan pasir dan endapan lumpur menciptakan kesan 'air terjun bawah laut'.
Berdasarkan keterangan dari twistedsifter.com, citra satelit menunjukkan pemandangan yang dramatis, karena pusaran bawah air tampak muncul di lepas pantai pulau tropis ini.
3. Pulau Ular - Brasil
Ilha da Queimada Grande atau juga disebut Pulau Ular, memiliki populasi ular berbisa yang sangat tinggi. Racun ular-ular yang mendiami pulau ini sangat kuat, sehingga mampu melelehkan daging korban di sekitar area gigitan dan membunuh dalam waktu kurang dari satu jam.
Beberapa orang sempat tinggal di pulau mematikan itu untuk mengoperasikan mercusuar yang didirikan pada 1909. Mercusuar ini dibangun untuk mengarahkan kapal-kapal yang melintas di sekitar pulau agar menjauhi pulau. Pengoperasian manual mercusuar dilakukan hingga 1920, setelahnya mercusuar berubah jadi otomatis.
Ketika itulah, manusia penghuni terakhir pulau -- yang merupakan penjaga mercusuar -- tercatat hidup di Ilha da Queimada Grande. Ia dan seluruh keluarganya dilaporkan tewas terbunuh oleh serangan kawanan ular berbisa. Hewan melata itu merayap masuk ke rumah melalui ventilasi dan jendela.
Rumor mengatakan bahwa tiap meter persegi di beberapa bagian pulau ditinggali oleh sedikitya satu ekor ular. Itulah sebabnya, pemerintah Brasil tidak pernah mengizinkan wisatawan untuk berkunjung ke Ilha da Queimada Grande. Bagi tim peneliti yang hedak riset, mereka akan diberikan akses masuk apabila membawa dokter.
Ilha da Queimada Grande adalah sebuah pulau di lepas pantai Brasil di Samudera Atlantik. Pulau ini dikelola sebagai bagian dari kotamadya Peru, di negara bagian São Paulo. Pulau ini berukuran kecil dan memiliki banyak jenis medan yang berbeda, mulai dari batu karang hingga hutan hujan. Iklimnya tergolong sedang.
Ilha da Queimada Grande menjadi satu-satunya rumah bagi spesies ular super berbisa yang terancam punah, ular kepala tombak emas (Bothrops insularis), yang mangsa utamanya burung. Ribuan ular yang ada di Ilha da Queimada Grande hidup karena terperangkap, ketika permukaan laut naik dan menutupi tanah yang menghubungkannya dengan daratan.
Hal ini membuat ular beradaptasi dengan lingkungan baru mereka, berkembang biak dengan pesat dan mengubah pulau menjadi tak layak huni bagi manusia. Uniknya, penutupan pulau dari akses publik bukan hanya demi keselamatan oang-orang saja, melainkan untuk melindungi populasi ular-ular di sana.
Akses masuk hanya disediakan untuk Angkatan Laut Brasil dan peneliti terpilih yang diperiksa oleh Chico Mendes Institute for Biodiversity Conservation, unit konservasi federal Brasil.
Advertisement
4. Pulau Bouvet - Norwegia
Pulau Bouvet adalah tanah intrik penuh misteri yang terletak di Samudra Atlantik Selatan. Pulau ini memiliki perairan yang biru nan dingin, diselimuti kabut laut, tertutup es tebal, serta dikelilingi oleh gletser.
Kehidupan manusia yang berada ribuan mil jauhnya, membuat Pulau Bouvet disebut sebagai pulau paling terpencil di muka Bumi. Di tengah pulau, terdapat gunung berapi yang sudah tidak aktif.
Cara terbaik untuk mengakses Pulau Bouvet adalah dengan menggunakan helikopter, sebab gletser di pulau ini bersifat 'tak ramah' karena kecuramannya, sehingga tidak ada kapal biasa yang berani berlabuh di pulau tersebut.
Gelombang laut telah membentuk garis pantai gletser yang curam. Dua gletser utama diidentifikasi sebagai Gletser Posadowksy dan Gletser Christensen. Gunung berapi yang tidak aktif di pusat pulau itu diberi nama Wilhelm II Plateau.
Apabila seseorang ingin berkunjung ke Pulau Bouvet, ia harus mengerti bahwa ia akan mendarat di permukaan es yang membentang. Setelah tiba, ia hanya akan menjumpai stasiun cuaca otomatis. Tak satu pun manusia yang hidup dai pulau ini, karena lingkungannya terlalu 'keras'.
Di satu sisi, sepanjang tahun, ilmuwan mencatat bahwa di Pulau Bouvet telah terjadi 300 badai. Pulau itu juga menjadi rumah bagi anjing laut dan penguin.
Sejarah mengisahkan, Pulau Bouvet ditemukan oleh Jean-Baptiste Charles Bouvet de Lozier. Pulau ini awalnya ditemukan pada 1 Januari 1739, meskipun ditemukan kembali beberapa kali sesudahnya. Saat ini, Norwegia adalah negara yang mengendalikan pulau ini dan mengklaimnya sebagai cagar alam.
5. Pulau Clipperton - Samudra Pasifik
Pulau Clipperton adalah pulau karang kecil yang luasnya hanya 6 km persegi. Pulau tak berpenghuni ini terletak di Samudera Pasifik --beribu kilometer dari daratan mana pun-- dan dikelola oleh Dinas Perikanan dan Margasatwa Prancis.
Sementara itu, pada awal tahun 1900-an, pulau ini digunakan untuk menambang guano (kotoran burung laut yang sudah kering yang menumpuk di pulau-pulau kecil atau pantai, dijadikan pupuk --terutama terdapat di pantai barat Amerika dan pulau-pulau di Lautan Pasifik).
Pada tahun 1910, sebuah mercusuar dibangun dan sekitar 100 orang tinggal di pulau itu, termasuk keluarga dan anak-anak mereka. Setiap 2 bulan, sebuah kapal besar akan datang untuk memasok makanan dan kebutuhan lainnya.
Hingga pada tahun 1914, kapal kargo tersebut tidak lagi beroperasi karena Mexican Civil War (Perang Saudara Meksiko). Orang-orang di pulau itu menjadi terabaikan. Banyak di antaranya meninggal karena kelaparan. Jasad mereka tergeletak begitu saja di atas pasir pulau yang tidak memiliki hutan atau lahan pertanian.
Lalu pada 1917, manusia terakhir yang selamat terdiri dari 3 wanita dan 8 anak-anak, semuanya mengalami malnutrisi parah. Mereka diselamatkan dan dievakuasi oleh sebuah kapal Amerika.
Advertisement