Liputan6.com, Seoul - Berbeda seperti di banyak negara Asia lainnya yang menggunakan bahan baku kayu atau bambu, sumpit di Korea Selatan identik dengan kesan kokoh dari logam.
Bentuk sumpit di Negeri Ginseng juga tidak bulat seperti pada umumnya, melainkan pipih dengan hiasan yang biasa ditempatkan di sisi terlebarnya.
Selain itu, sebagaimana dikutip dari Everythingchopsticks.com pada Sabtu (8/12/2018), orang Korea juga menggunakan sendok yang menyerupai perkakas makan khas Barat, bersama dengan sumpit mereka.
Advertisement
Baca Juga
Alasan sumpit logam identik dengan masyarakat Korea Selatan bisa ditilik dari salah satu teori utama, yang merujuk pada kehidupan bangsawan selama periode Baekje, sekitar tahun 1400-an.
Para ningrat kala itu menggunakan sumpit perak sebagai cara melindungi diri ancaman diracuni oleh musuh-musuh mereka, karena perak akan berubah warna ketika bersentuhan dengan bahan kimia beracun.
Dikatakan bahwa orang-orang biasa kemudian mulai ikut menggunakan sumpit besi, sebagai bentuk keteladanan terhadap Raja.
Teori lain mengatakan bahwa masyarakat Korea Selatan menggunakan sumpit besi untuk menghindari nasi lengket saat disantap. Keyakinan ini juga menyebut bahwa sumpit berbahan logam lebih higienis dibandingkan yang terbuat dari kayu atau bambu.
Selain itu, belakangan muncul juga teori yang mengatakan bahwa bambu atau kayu sengaja tidak dipakai karena rakyat Korea di masa lalu sangat hati-hati dalam betindak terhadap alam.
Tidak seperti Jepang dan China, masyarakat di Semenanjung Korea pernah menganggap bambu sebagai pintu "menuju dunia lain", yang jika diusik akan membuat penghuni di baliknya membalas dengan "kesulitan".
Berkaitan dengan teori Dunasti Baekje, menurut Park Byun-mi, seorang sejarawan di Seoul University, bahwa pada masanya masyarakat Korea telah lebih dahulu unggul dalam mengolah logam.
Hal itu menjadikan mereka sanggup untuk membuat berbagai kegunaan metal dalam bentuk perkakas, termasuk sumpit.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Korea Selatan Unggul dalam Pengolahan Logam
Banyak contoh yang menunjukkan bahwa masyarakat Korea Selatan memiliki sejarah panjang yang unggul dalam pengolahan logam.
Salah satunya adalah dalam invasi Jepang pada 1592, angkatan laut Korea berhasil menggunakan Geobukseon --kapal penyu yang digunakan era Joseon-- yang berhasil melindungi prajurit dari tembakan senapan dan lemparan bom.
Keandalan itu kini menjadikan Korea Selatan sebagai salah satu produsen kapal terbesar dan terbaik di dunia saat ini.Â
Contoh lain dari teknologi pengolahan logam Korea muncul dalam sebuah buku berjudul 'Jikji', yang disimpan di Perpustakaan Nasional Prancis.
Di dalamnya menjelaskan tentang fakta-fakta penggunaan bahan baku besi untuk beragam perkakas di Korea, yang sekitar 200 tahun tahun lebih dulu dibandingkan Barat, yakni melalui penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg pada 1439.
Advertisement