Liputan6.com, Washington DC - Uni Eropa angkat suara usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Washingthon mengkui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan selama kunjungan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ke Gedung Putih minggu ini.
Dikutip dari laman The Jerusalem Post, Kamis (28/6/2019), Kepala Kebijakan Luar Ngeri Uni Eropa, Federica Mogherini mengatakan bahwa UE menolak dan tidak akan mengikuti jejak AS.
Advertisement
Baca Juga
Israel telah lama berpendapat bahwa Dataran Tinggi Golan sangat penting untuk keamanannya. Mereka mengklaim punya argumen yang kuat, setelah beberapa tahun terakhir Iran berusaha untuk mendapatkan pijakan di daerah itu sebagai langkah untuk menyerang Israel.
Politisi sayap kanan Israel mengecam Uni Eropa karena penolakannya terhadap kedaulatan Golan.
"Uni Eropa juga tidak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota kami," ujar Menteri Pendidikan Naftali Bennett dalam pesan video yang ia posting di Twitter.
"Saya sungguh malu pada Anda," katanya lagi pada Uni Eropa.
Meski begitu, Uni Eropa tetap pada pendiriannya.
"Posisi Uni Eropa dalam hal status Dataran Tinggi Golan tidak berubah," kata Federica Mogherini.
"Sejalan dengan hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB 242 dan 497, Uni Eropa tidak mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang diduduki," katanya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Trump Dukung Klaim Sepihak Israel
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel, sebagai bentuk dukungan terhadap Negeri Bintang David yang telah secara sepihak mengklaim area yang dipersengketakan dengan Suriah itu.
Pengakuan itu dibuat oleh Trump saat menerima kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Gedung Putih pada Senin 25 Maret 2019.
Pernyataan Trump juga dinilai sebagai bentuk dukungan tersendiri kepada Netanyahu, yang pada tahun ini akan berpartisipasi dalam pemilu.
Trump menandatangani proklamasi yang secara resmi memberikan pengakuan Amerika Serikat atas Dataran Tinggi Golan yang diduduki sebagai wilayah Israel - perubahan dramatis dari kebijakan AS selama beberapa dekade.
Langkah itu, yang diumumkan pertama kali oleh Trump dalam twit Kamis lalu, tampaknya merupakan gerakan paling terbuka oleh presiden untuk mendukung Netanyahu --yang telah menekan Trump atas keputusan tersebut sejak Februari 2017.
Netanyahu menyambut tindakan Trump dan mengatakan Israel tidak pernah memiliki teman yang lebih baik. Dia merujuk kembali pada dua perang Timur Tengah sebelumnya dalam menjustifikasi sikap Israel untuk bertahan menduduki Golan.
Suriah, yang turut mengklaim Golan, bereaksi dengan cepat terhadap proklamasi Trump, menyebutnya sebagai "serangan terang-terangan" pada kedaulatan dan integritas teritorialnya dan mengatakan mereka memiliki hak untuk merebut kembali wilayah itu.
Advertisement