Liputan6.com, Washington DC - Jutaan pon ayam potong kemasan di Amerika Serikat ditarik kembali dari pasaran, menyusul adanya laporan terkait dugaan bahwa daging siap saji tersebut telah terkontaminasi dengan logam.
Tyson Foods, perusahaan publik di Negeri Paman Sam yang bergerak di sektor industri makanan hewani, telah menarik 11,8 juta pound (5,3 juta kg) potongan ayam beku setelah 6Â orang mengeluh bahwa mereka menemukan potongan logam di sejumlah produk.
Tiga konsumen dikabarkan terluka di mulut saat mengunyah daging ayam yang telah digoreng dari kemasan-kemasan tersebut. Ayam potong kemasan itu telah didistribusikan di seluruh Amerika Serikat. Sedangkan jumlah yang jauh lebih kecil, pertama kali ditarik pada bulan Maret tahun ini.
Advertisement
Baca Juga
"Konsumen mengharapkan bahwa makanan yang mereka makan aman. Demi kepentingan terbaik mereka dan dengan hati-hati, kami mengambil tindakan cepat dan tegas untuk memperluas penarikan ini," kata Barbara Masters dari Tyson Foods.
Pada hari Sabtu, 4 Mei 2019, US Department of Agriculture's Food Safety and Inspection Service (FSIS) atau Layanan Inspeksi dan Keamanan Makanan Departemen Pertanian AS mengumumkan tentang perluasan penarikan ini.
Menurut NBC yang dikutip dari BBC, Minggu (5/5/2019), penarikan itu dikategorikan sebagai penarikan Kelas I --yang paling mendesak.
FSIS menyatakan, "Ada kemungkinan bahwa penggunaan produk-produk tertentu bisa menyebabkan konsekuensi kesehatan yang serius atau merugikan atau mematikan."
Potongan ayam kemasan tersebut memiliki tanggal penggunaan antara 1 Oktober 2019 hingga 7 Maret 2020 dan juga dijual dengan nama merek lain, seperti "Food Lion", "Best Choice", dan "Great Value".
Sebelumnya, Tyson Foods telah menarik 36.000 pon nugget ayam pada Januari kemarin, lantaran muncul kekhawatiran kontaminasi karet.
Jelang Ramadan, Rumah Potong Hewan Halal di Alexandria AS Resmi Dibuka
Kota Alexandria, yang terletak di kawasan pinggiran Washington D.C. tetapi ada di dalam wilayah negara bagian Virginia, termasuk salah satu kawasan yang padat penduduk.
Dari sekian puluh ribu warganya, diketahui terdapat kurang lebih 3.500 Muslim dan beberapa masjid, juga Islamic Center.
Menurut laporan VOA Indonesia yang dikutip Rabu, 1 Mei 2019, untuk memenuhi kebutuhan penduduk Muslim setempat maupun yang bermukim di luar Alexandria, pengusaha setempat telah membuka toko-toko yang menjual makanan atau bahan pangan serba halal, begitu pula restorannya.
Namun, yang belum ada adalah rumah potong halal khusus untuk ayam. Umumnya, Muslim di Amerika dapat membeli kebutuhan daging sapi, ayam, kambing dan domba di toko-toko halal.
Bahkan di toko makanan umum pun terkadang ada daging ayam, kalkun, atau bebek yang sudah dikemas dan berlabel halal.
Tetapi ada juga muslim yang lebih menyukai kalau daging ayam yang hendak dikonsumsinya ia pilih dari ayam yang masih hidup. Artinya, ia harus datang ke rumah potong halal.
Di sana tersedia ayam yang masih hidup, lalu ia memilih ayam yang ia mau, meminta tukang jagal untuk menangkap ayam incarannya, dan menyembelihnya.
Pembeli dapat menyaksikan unggas tersebut disembelih sesuai ajaran Islam, dibersihkan, lalu dipotong sesuai permintaan konsumen sehingga siap untuk dimasak.
Advertisement
Pesanan Naik Jelang Ramadan
Ini semua sangat beda dengan kebiasaan yang diketahui penduduk non-Muslim. Mereka membeli daging sapi, ayam dan semacamnya di toko yang berasal dari rumah potong tanpa diketahui di mana keberadanya.
Selain itu, rumah potong halal di Alexandria harus mendapat izin dari instansi yang berwenang di bidang kesehatan. Ini mengundang pro dan kontra dari masyarakat sekitar, bahkan sampai di dewan perwakilan setempat (city council).
Setelah dibahas di DPR lokal, akhirnya mereka menyetujui pendirian rumah potong halal itu. Dengan ketentuan: pengusahanya harus memenuhi semua peraturan kesehatan yang berlaku dan kebersihan lingkungan.
Wirausahawan bernama Abdulsalem Mused mengatakan, ia sudah memiliki rumah potong halal di 14 lokasi, seperti di negara bagian Pennsylvania.
Ayam bagi rumah potong di Alexandria akan didatangkan dari Pennsylvania. Sedangkan pembeli, menurut Mused, tidak terbatas hanya Muslim setempat saja, melainkan juga dari tempat jauh. Apa lagi menjelang bulan suci Ramadan, pembeli diperkirakan bakal lebih banyak dari hari-hari biasa.
Mused memperkirakan bahwa 80% dari pelanggannya adalah non-Muslim. "Mereka yang bukan Muslim pun menyenangi yang halal, karena dagingnya lebih segar, sehat, organik, ayam yang hidup lepas, semua ini bagus," ungkap Mused.