Liputan6.com, Mandalay - Sebuah pesawat milik maskapai Myanmar National Airlines dilaporkan mendarat darurat di Bandara Internasional Mandalay hanya dengan menggunakan roda belakangnya.
Seluruh penumpang, 82 orang dan tujuh awak kabin penerbangan UB 103 itu dinyatakan selamat setelah pendaratan dramatis pada Minggu sore di kota terbesar kedua Myanmar.
Dikutip dari Abc.net.au pada Senin (13/2/2019), pesawat berjenis Embraer 190-LR buatan Brasil itu terbang dari Yangon, namun tiba-tiba mengalami gangguan mesin yang menyebabkan roda depan tidak berfungsi ketika hendak mendarat di Mandalay.
Advertisement
Baca Juga
Karena hanya roda belakang yang berfungsi, pesawat itu mendarat dengan bagian moncong pesawat mengikis landasan pacu, sehingga memicu percikan api ketika berusaha melambat.
Juru bicara bandara setempat, Kyaw San, mengatakan pilot pesawat terkait memberitahu menara kontrol sebelum mendarat, bahwa ia tidak dapat menurunkan roda depan.
Sebuah pernyataan di halaman Facebook maskapai milik pemerintah Myanmar itu menjelaskan, bahwa Engine Indicating dan Crew Alerting System pesawat mengindikasikan kegagalan sistem pendaratan secara penuh.
Pilot mencoba prosedur darurat cadangan untuk menurunkan roda, tetapi itu tidak berhasil.
Penumpang Berhasil Selamat Tanpa Luka
Dalam kondisi darurat tersebut, pesawat sempat melakukan terbang memutar sebanyak dua kali, melewati menara pengontrol udara, guna mengupayakan roda depan keluar untuk pendaratan.
Pilot kemudian mengikuti prosedur darurat untuk membuang bahan bakar guna mengurangi berat pendaratan, dan melakukan pendaratan yang aman pada pukul 09.09 pagi waktu setempat.
Video yang konon diambil oleh salah satu penumpang dan diunggah ke media sosial, menunjukkan evakuasi yang mendesak tetapi tertib.
Penumpang terlihat berjalan menjauh dari pesawat di seberang lapangan terbang, beberapa dari mereka tersenyum karena berhasil selamat.
Advertisement
Operasional Bandara Ditangguhkan Sementara
Akibat insiden tersebut, operasional Bandara Internasional Mandalay ditangguhkan sementara, dan baru dibuka kembali sekitar 2,5 jam kemudian, namun khusus pesawat kecil.
Landasan pacu diharapkan kembali dibuka untuk pesawat Boeing dan Airbus yang lebih besar, selambat-lambatnya pada Senin sore waktu setempat.
Sebelumnya, pada Rabu 8 Mei, sebuah pesawat milik maskapai Biman Bangladesh Airlines tergelincir di landasa pacu Bandara Internasional Yangon, akibat cuaca buruk.
Insiden itu setidaknya melukai 15 orang penumpang dan awa, tetapi tidak ada yang dilaporkan kritis.
Badan pesawat berjenis Bombardier Dash 8 itu patah, setidaknya di dua titik, bersama dengan retakan parah di kedua sayapnya.