Ini 5 Hal Menakjubkan yang Ditemukan di Tepi Alam Semesta

5 penemuan menakjubkan yang berasal dari tepi Alam Semesta, apa saja?

oleh Afra Augesti diperbarui 17 Mei 2019, 19:40 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2019, 19:40 WIB
Alam Semesta
Diambil oleh Teleskop Angkasa Luar Hubble, lansekap galaksi ini adalah gambar paling detail dari Alam Semesta yang pernah dibuat dalam sejarah. (NASA/ESA)

Liputan6.com, Jakarta - Sekitar 100 tahun yang lalu, galaksi Bimasakti diuga menjadi sesuatu yang melingkupi Alam Semesta. Namun ternyata, ilmuwan menemukan fakta lain.

Satu abad setelahnya, banyak peneliti di dunia ini berhasil mengamati benda-benda yang berusia lebih dari 13 miliar tahun cahaya, berkeliaran di luar Bimasakti, yang diduga menjadi batas atau tepi Alam Semesta.

Berikut 10 penemuan menakjubkan yang datang dari pinggiran Alam Semesta, yang menunjukkan kepada kita betapa luar biasanya jagat raya purba terbentuk dan menjadi tempat yang mengagumkan, seperti dikutip dari Lists Verse, Jumat (17/5/2019):

1. Galaksi yang Dipenuhi oleh Bintang Tua

Galaksi
Ilustrasi galaksi yang baru ditemukan di balik Bima Sakti (sumber: phys.org/ICRAR)

Para astronom baru-baru ini mendeteksi gumpalan samar dari oksigen terionisasi, melintasi 13,3 miliar tahun cahaya ruang angkasa.

Kumparan ini kemudian dideteksi merupakan milik galaksi MACS1149-JD1. Warnanya sangat merah karena cahaya telah membentang selama perjalanannya yang dimulai hanya 500 juta tahun setelah Big Bang atau Ledakan Besar.

Keberadaan oksigen tersebut menunjukkan, bintang MACS1149-JD1 telah bersinar untuk waktu yang lama --cukup lama untuk menghasilkan O2 tadi.

Tidak hanya itu, MACS1149-JD1 juga sudah dipenuhi dengan bintang dewasa. Para ahli astronomi mengatakan, bintang-bintang ini bersinar hanya 250 juta tahun usai Big Bang, periode yang tidak terlalu jauh dari kelahiran bintang-bintang pertama.

2. Kuasar yang Sangat Cerah

Microlensing
Lensa gravitasi dari galaksi RX J1131-1231 dapat dilihat di bagian tengah, dengan empat lensa berlatarbelakang kuasar. (Dokumentasi University of Oklahoma)

Kuasar terjadi ketika gas di sekitar Lubang Hitam berpindah ke Lubang Hitam lain. Saat senyawa ini mendekati Lubang Hitam yang ia tuju, gas tersebut memanas akibat friksi (pemisahan) dan berpijar begitu cerah, sehingga cahaya ini dapat dilihat dari sisi lain Alam Semesta.

Kuasar berpendar lebih terang dibandingkan dengan keseluruhan galaksi di mana kuasar tersebut berada. Tak satu pun peneliti yang tahu persis apa itu kuasar, namun sejak tahun 1980-an, para akademisi telah mencoba menguaknya.

Sebuah kuasar dijelaskan mampu menghasilkan sinar seratus kali lebih banyak daripada seluruh galaksi Bimasakti dalam ruangan (space) yang tak lebih besar ketimbang Tata Surya.

Sementara itu, kuasar yang ditemukan selama ini sudah diberi nama dengan P352-15. Bentuknya serupa dengan tiga bercak oranye.

Akan tetapi uniknya, titik-titik itu mengungkapkan galaksi seluas 5.000 tahun cahaya, seperti yang muncul 13 miliar tahun lalu.

Meskipun Alam Semesta berusia kurang dari 1 miliar tahun, namun P352-15 sudah menjadi kuasar yang terpapar muntahan radiasi Lubang Hitam supermasif, dengan kecepatan relativistik.

Sedangkan 'monster' yang meluapkan pancaran radiasi itu mungkin berada di salah satu bercak.

Dua bercak lainnya, sebenarnya adalah jet jumbo yang disemburkan dengan kecepatan mendekati cahaya dari mulut Lubang Hitam.

3. Gesekan Tak Terduga Antara Bintang dan Dua Planet

Ilustrasi Gesekan Bintang dan Dua Planet
Gesekan Tak Terduga Antara Bintang dan Dua Planet. (earthsky.org)

Para astronom menemukan sebuah benda langit yang terbentuk dari awal waktu 375 tahun cahaya: HIP 11952. Ini adalah bintang yang penuh dengan hidrogen dan helium, tetapi sangat sedikit mengandung logam.

Menariknya, bintang seperti itu hanya bisa hidup pada awal Alam Semesta.

Dengan usia sekitar 12,8 miliar tahun, ia terbentuk ketika Bimasakti "masih bayi". Pada 2012, para ilmuwan terkejut saat mendapati bintang itu menyimpan sesuatu yang lebih menakjubkan lagi: dua planet kuno.

Peneliti kemudian mulai mencari tahu asal-usul kedua planet, karena planet-planet ini mungkin tidak dapat terbentuk dengan kekurangan unsur-unsur berat.

Mereka berasumsi bahwa HIP 11952 bisa saja merepresentasikan tentang planet yang terbentuk pertama kali di Alam Semesta.

Dengan memanfaatkan spektrograf baru yang berresolusi tinggi, HARPS-N Galileo National Telescope di Spanyol, astrofisikawan mengambil lebih banyak pengukuran HIP 11952 selama 150 hari, terhitung sejak Agustus 2012 hingga Januari 2013.

4. Fosil Awan Gas

Sejumlah galaksi di alam semesta yang terlihat oleh Teleskop Hubble
Sejumlah galaksi di alam semesta yang terlihat oleh Teleskop Hubble (NASA, ESA/Hubble)

Alam Semesta adalah tempat bergumulnya elemen-elemen kimia aneh dan umumnya ada banyak pencampuran yang terjadi. Jadi, unsur-unsur berat tampaknya ada di mana-mana, tetapi para ilmuwan telah mengidentifikasi fosil awan gas yang bentuknya masih asli.

Ini hanya awan gas peninggalan ketiga yang ditemukan sejauh ini dan tidak terkontaminasi oleh senyawa lain meski sudah 1,5 miliar tahun usai Big Bang.

Fosil awan ini juga sangat tipis, menunjukkan statusnya sebagai kepulan purba dari masa awal keberadaannya. Awan kuno tersebut memiliki proporsi dari elemen-elemen berat yang bobotnya kurang dari 1/10.000th matahari.

Itu artinya, fosil awan ini adalah sisa dari era yang sudah lama berlalu, di mana bintang-bintang belum memompa unsur-unsur berat seperti logam.

5. Lubang Hitam Paling Awal

Ilustrasi lubang hitam 'menelan' bintang
Ilustrasi lubang hitam 'menelan' bintang (NASA/Swift/Aurore Simonnet)

Secara kebetulan, galaksi berjarak 6 miliar tahun cahaya yang bertindak sebagai lensa pembesar kosmik, dianggap mampu mengarahkan dan memperkuat beberapa foton tertua yang ada.

Foton-foton itu dikeluarkan oleh kuasar J0439+1634 yang muncul 50 kali lebih terang dan menerangi kosmos awal, dengan kemunculan sinar yang setara dengan 600 triliun cahaya matahari.

Kuasar yang mengambil daya dari Lubang Hitam, berisi massa 700 juta matahari dan berasal dari 12,8 miliar tahun yang lalu. Selama masa Epoch of Reionization ini, sumber cahaya pertama menembus hidrogen buram dan kabut helium yang menyelubungi Alam Semesta muda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya