Liputan6.com, New York - CEO Boeing mengaku bahwa perusahaannya 'telah gagal' dalam menangani kecelakaan yang melibatkan pesawat jenis 737 MAX dan tidak langsung berkomunikasi dengan regulator setelahnya.
Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Dennis Muilenburg selaku bos dari Boeing, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (30/5/2019).
Advertisement
Baca Juga
Dennis Muilenburg menjelaskan bahwa pesawat jet paling laris bakalan ditangguhkan setidaknya hingga akhir Agustus.
Muilenburg ditekan CBS News tentang kegagalan memberitahukan kepada Badan Penerbangan AS (FAA) bahwa Boeing memutuskan tak mengaktifkan sinyal darurat.
Padahal, sinyal ini sangat penting dan menjadi dasar peringatan kepada kru soal ketidaksesuaian sensor angle of attack (AOA).
Nantinya, sensor ini akan memberikan data kepada Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS). Sistem pengaturan yang berhubungan dengan kecelakaan Lion Air dan Ethiopian Airlines.
FAA bahkan mengaku tidak mengetahui adanya perubahan keputusan itu hingga Lion Air jatuh pada 29 Oktober 2018, 13 bulan setelah Boeing menemukan isu tersebut.
Pada penyelidikan di kedua insiden tersebut, MCAS menemukan bahwa hidung pesawat menukik lantaran kesalahan pembacaan data.
Hal itu membuat pilot gagal mengendalikan pesawatnya ketika lepas landas. Sang CEO Boeing berulang kali menyatakan tidak ada kesalahan dalam desain 737 MAX.
Â
CEO Boeing Minta Maaf
Muilenburg yang juga meminta maaf kepada keluarga korban, seraya menegaskan percaya kepada 737 MAX dan tidak ragu membawa keluarganya bepergian dengan pesawat itu.
"Kami sangat percaya diri terhadap keselamatan dasar pesawat ini," terang Muilenburg kembali.
Selain itu Boeing juga menyesuaikan kompensasi kepada maskapai yang mengandangkan 737 MAX berdasarkan preferensi pelanggan.
Advertisement