Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengerahkan tentara negaranya untuk memerangi kebakaran hutan yang telah berkecamuk di hamparan luas Siberia selama berhari-hari, membungkus banyak kota dalam asap hitam.
Pemerhati lingkungan telah memperingatkan bahwa skala kobaran api dapat mempercepat pemanasan global, selain dari efek langsungnya terhadap kesehatan penduduk.
Dikutip dari The Guardian pada Kamis (1/8/2019), sekitar 3 juta hektar lahan di wilayah pusat dan timur Rusia terbakar sejak hari Rabu.
Advertisement
Baca Juga
Asap pekat telah mempengaruhi pemukiman kecil serta kota-kota di Siberia Barat, wilayah Altai, dan juga dataran tinggi Ural seperti Chelyabinsk dan Yekaterinburg.
Selain itu, banyak jadwal penerbangan dari dan menuju daerah terkait juga dilaporkan terganggu.
"Setelah meninjau laporan dari menteri situasi darurat, Presiden Putin menginstruksikan kementerian pertahanan untuk bergabung dalam upaya memadamkan api," kata juru bicara Kremlin kepada media Rusia.
Sekitar 2.700 petugas pemadam kebakaran sedang menangani kebakaran, lapor kantor berita Interfax.
Kementerian pertahanan setempat mengatakan bahwa 10 pesawat dan 10 helikopter telah dikirim ke wilayah Krasnoyarsk, salah satu yang paling parah terkena dampak kebakaran.
Juru bicara Kremlin mengatakan pasukan bersenjata di wilayah Irkutsk yang terkena dampak parah juga telah disiagakan, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Kebakaran Dipicu Badai Petir
Kebakaran itu, yang dipicu oleh badai petir dalam suhu melebihi 30 derajat Celsius, meluas akibat tiupan angin kencang, kata badan kehutanan federal Rusia.
Keadaan darurat telah diumumkan di lima wilayah. Warga beramai-ramai mengunggah foto dan video ke media sosial, yang menunjukkan jalan-jalan penuh asap dan matahari hampir tidak terlihat.
Mayoritas kebakaran mengamuk di daerah terpencil atau tidak dapat diakses.
Pihak berwenang membuat keputusan untuk memadamkannya hanya jika kerusakan yang diperkirakan melebihi perkiraan kerugian.
Sementara itu, sebuah petisi yang diluncurkan di change.org sepekan lalu, yang menyerukan pihak berwenang Rusia untuk melakukan lebih banyak upaya memerangi kebakaran, telah mengumpulkan lebih dari 800.000 tanda tangan.
Advertisement
Kebakaran yang Tidak Biasa
Kebakaran musim panas adalah hal biasa di Rusia, tetapi tahun ini mereka telah menyebar lebih jauh dari biasanya.
Menurut perwakilan Greenpeace lokal, hampir 12 juta hektar hutan telah hancur pada tahun ini, menyebabkan emisi CO2 yang signifikan dan mengurangi kapasitas hutan di masa depan untuk menyerap karbon dioksida.
Seorang juru bicara untuk kelompok lingkungan terkait mengatakan kepada stasiun radio Echo dari Moskow, bahwa keterlibatan militer tidak akan secara drastis memperbaiki situasi.
Gregory Kuksin, yang memimpin program pencegahan kebakaran Greenpeace Rusia, mengatakan bahwa penempatan unit tentara ke hutan dapat lebih membahayakan operasi daripada kebaikan.
Dia juga mengkritik pihak berwenang karena apa yang mereka katakan adalah tanggapan yang tertunda terhadap krisis, bukan solusi untuk masalah terkini.