Gambar 3D Bimasakti Menunjukkan Inti Galaksi Mirip Keripik Kentang

Peta 3D Bimasakti menunjukkan inti galaksi yang mirip keripik kentang.

oleh Afra Augesti diperbarui 05 Agu 2019, 16:24 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2019, 16:24 WIB
Galaksi Bimasakti
Warsaw Telescope dan Milky Way Cepheids ditemukan oleh survei OGLE. (Kredit: K. Ulaczyk / J. Skowron / OGLE / Observatorium Astronomi, University of Warsaw)

Liputan6.com, California - Sebuah gambar tiga dimensi (3D) dari Bimasakti mengungkapkan bahwa cakram pusatnya bergelombang, mirip keripik kentang yang sangat besar.

Foto terbaru ini --pusat Bimasakti yang menyimpan bintang-bintang terbesar dan paling terang di galaksi-- berasal dari analisis lebih dari 2.000 bintang raksasa yang berdenyut dan tersebar di seluruh galaksi.

Dikutip dari Live Science, Senin (5/8/2019), ilmuwan sebelumnya pernah menangkap gambar yang hanya mengisyaratkan bentuk berombak ini. Mereka mengandalkan simulasi dan pengamatan galaksi lain.

Peta baru tersebut adalah peta pertama yang mengkonfirmasi inti bergelombang Bimasakti melalui ribuan pengukuran bintang.

Studi yang dilakukan oleh para ahli merupakan bagian dari proyek astronomi Polandia yang disebut Optical Gravitational Lensing Experiment (OGLE), sebuah survei langit skala besar yang menyelidiki struktur galaksi dan materi gelap, serta mencari planet ekstrasurya, menurut situs web OGLE.

Bimasakti diketahui berada pada sekitar 100.000 tahun cahaya dari Bumi dan menampung sekitar 250 miliar bintang, dan setidaknya 100 miliar planet. Para ahli astrofisika telah mengetahui bahwa Bimasakti berbentuk spiral sejak tahun 1950-an.

Selama beberapa dekade, pengamatan dan simulasi komputer menyempurnakan gambar Bimasakti, kata penulis studi utama Dorota Skowron, anggota tim OGLE dan peneliti postdoctoral Warsawa University Observatory di Polandia.

Pada akhir Abad ke-20, survei langit besar yang menghitung bintang dan mengukur kecerahannya, memungkinkan para ilmuwan untuk menebak jumlah gelombang spiral Bimasakti dan menggambarkan seberapa besar jarak tiap lengkungan, meski ketidakpastian masih terdeteksi.

"Misalnya, peta dari survei SDSS (Sloan Digital Sky Survey) mendukung dua spiral, sedangkan peta satelit WISE (Wide-field Infrared Survey Explorer) menyebut empat," jelas Skowron melaui email kepada Live Science.

"Rekonstruksi sejarah formasi bintang menunjukkan bahwa struktur spiral empat gelombang tampak konsisten dengan apa yang kita lihat," lanjutnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Bagaimana Mendeteksinya?

Galaksi Melengkung
Galaksi melengkung dengan bintang-bintang muda (Cepheids) dalam cakramnya, seperti yang disimpulkan dari Bimasakti Cepheids. (Kredit: J. Skowron / OGLE / Observatorium Astronomi, University of Warsawa)

Untuk menciptakan peta baru ini, Skowron dan timnya memasukkan data dari 2.431 bintang Cepheid, bintang yang usianya relatif muda (kurang dari 300 juta tahun) --yang juga berpendar amat terang, membakar 10.000 kali lebih panas dari matahari. Denyut cepheid berada dalam pola teratur.

Dengan melacak pola-pola ini, para ilmuwan dapat menentukan seberapa terang bintang itu dan kemudian menghitung jaraknya "dengan akurasi yang sangat tinggi" --lebih dari 5%.

Begitu para peneliti menentukan posisi bintang-bintang tersebut, seperti batas terluar cakram galaksi, penulis penelitian dapat menciptakan peta 3D pusat galaksi.

Sementara kelengkungan piringan galaksi telah terdeteksi sebelumnya, "Ini adalah pertama kalinya kita dapat menggunakan objek individual untuk melacak bentuknya dalam tiga dimensi," kata rekan penulis studi dan anggota tim OGLE, Przemek Mroz dalam sebuah pernyataan.

"Kelengkungan mungkin disebabkan oleh interaksi masa lalu dengan galaksi satelit, interaksi dengan gas intergalaksi, atau materi gelap," imbuh Mroz.

Temuan ini telah dipublikasikan daring pada 1 Agustus 2019 di jurnal Science.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya