Liputan6.com, Den Haag - KBRI Den Haag menggelar "Journalists Gathering" di sebuah restoran bernuansa khas Indonesia, yakni Ron Gastrobar Downtown, yang berada Amsterdam, Belanda, Rabu 7 Agustus.
Dalam kegiatan tersebut, sebuah lukisan bernama "Gadis Jawa" dipamerkan. Gambar ini merupakan karya seniman ternama Italia, Romualdo Locatelli (1905-1943).
Hasil karya sang maestro itu dibawa oleh Gianni Orsini, seorang penulis biografi "Romualdo Locatelli, Eternal Green under an Eternal Sun".
Advertisement
Dalam buku ciptaannya, Orsini --yang juga merupakan pakar seni dan kurator Belanda berdarah Italia-- menceritakan perjalanan hidup Locatelli selama empat empat tahun terakhir kehidupan Locatelli, dari tahun 1939 hingga menghilangnya secara tragis pada usia 37.
Buku tersebut juga mengisahkan masa keemasan Locatelli pada periode ketika dia masih tinggal di Italia, Afrika Utara, Jepang, Filipina dan Indonesia. Demikian seperti disampaikan oleh KBRI Den Haag dalam pernyataan tertulis yang diterima oleh Liputan6.com pada Jumat (9/8/2019).
Menurut catatan dalam buku itu, sebelum bepergian ke Indonesia (yang pada zaman dahulu masih disebut Hindia Belanda), Locatelli memiliki hubungan dekat dengan keluarga kerajaan, elit politik dan tokoh keagamaan di negaranya. Hal tersebut membuat karirnya berada di titik tertinggi.
Contoh lukisan terkenal karyanya di Eropa adalah sebuah lukisan dua putra dari pewaris takhta Kerajaan Italia dan juga lukisan putri Benito Mussolini.
Selama masa hidupnya di Jawa (Januari-September 1939) dan Bali (September 1939-1940), Locatelli menghasilkan karya-karya yang langka dan berharga.
Selain "Gadis Jawa" yang turut dipamerkan dalam media gathering itu, salah satu lukisannya tentang seorang gadis Bali berjudul "Smoking" telah terjual seharga Rp 7,6 miliar pada 31 Maret 2019.
Karya dia tersebut laku dilelang di Modern and Contemporary Southeast Asian Art Evening Sale, Hong Kong.
Gianni Orsini sendiri memiliki ketertarikan yang kuat dengan dunia seni dan Indonesia, karena kakeknya merupakan pematung ternama Italia, yang pada tahun 1892 tinggal di Batavia (Jakarta), kota di mana ayahnya dilahirkan.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Delft University of Technology (TU Delft) Belanda, Orsini memilih untuk lebih menekuni seni lukis. Buku-buku yang telah ia tulis antara lain biografi G.P.Adolf (2008), W.G. Hofker (2013), Blackmann (2017), serta buku katalog kumpulan koleksi Museum Pasifika di Nusa Dua Bali (2017).
Disuguhi Makanan Khas Nusantara
Ada 20 wartawan Belanda dari berbagai media lokal, di antaranya De Telegraaf, Travel Touristical Ambassador & Advisor, Dilomat Magazine, The Holland Times, Belindo Magazine, Groenteman met Veeninga, dan KPN Planet.
Pada kesempatan tersebut, para wartawan dijamu dengan masakan khas Nusantara kontemporer. Sebagai hidangan pembuka, tamu disuguhi taco, tuna tartar, daging tartar, serta sate yang dililitkan pada batang serai.
Sementara untuk hidangan utama, disajikan sajian menu makanan Indonesia dengan penyajian khas Belanda: rijsttafel. Suguhan yang sangat diminati oleh para jurnalis, menurut KBRI Den Haag, adalah ikan balado, rendang, sate kambing, sate ayam, lalapan, sayur lodeh, telur balado, dan nasi goreng.
Tidak ketinggalan pula pisang goreng, serta sambal. Sedangkan untuk hidangan penutup, para undangan disajikan es krim rasa buah markisa.
Acara dibuka oleh Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja. Dalam pidato singkatnya, Dubes Puja menyambut hangat kehadiran para jurnalis Belanda dan sekaligus menyampaikan kekagumannya terhadap berbagai lukisan karya Locatelli yang menurutnya penuh unsur eksotisme, misteri, dan realis.
Dua jurnalis dari Groenteman met Veeninga, Djoeke dan Cora, mengatakan sangat terkesan dengan program gathering ini. Cora juga memiliki ketertarikan khusus terhadap karya seni Hindia Belanda dan ia sendiri merupakan penulis biografi.
Djoeke pun mengaku sangat senang dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Dirinya pernah beberapa kali mengadakan aktivitas jurnalistik di Indonesia. Masakan Indonesia adalah salah satu makanan favoritnya, bahkan terkadang dia memasak sup ikan Indonesia.
Sementara itu, Roy dari Diplomat Magazine, mengatakan bahwa dia telah beberapa kali meliput kegiatan yang diadakan oleh KBRI Den Haag.
Dia juga merasa sangat senang bisa terlibat dalam jamuan makan siang itu. Ada lagi Nanda dari The Holland Times yang menyatakan hal senada dengan kawan-kawan seprofesi lainnya. Menurutnya, acara "Journalists Gathering" kali ini dikemas dengan bagus.
"Journalists Gathering" sendiri adalah langkah yang dilakukan oleh KBRI Den Haag untuk merangkul media-media Belanda dan mempererat hubungan dengan mereka.
Kegiatan tersebut juga merupakan sarana untuk mempromosikan budaya Tanah Air dan kelezatan masakan Nusantara.
Advertisement