Topan Lekima Terjang China, 13 Orang Tewas

Topan Lekima di China juga menyebabkan lebih dari 200 rumah ambruk - merusak 3.200 unit lainnya.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Agu 2019, 16:54 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2019, 16:54 WIB
Gelombang yang menghantam pantai ketika Topan Lekima mendekati Provinsi Zhejiang, timur China. (AP)
Gelombang yang menghantam pantai ketika Topan Lekima mendekati Provinsi Zhejiang, timur China. (AP)

Liputan6.com, Zhejiang -- Topan Lekima mendarat di bagian timur China, memicu tanah longsor. 13 orang dilaporkan tewas dan 16 orang hilang.

Topan menghantam pantai selatan Shanghai sekitar pukul 13.45 waktu setempat. Lebih dari satu juta penduduk dievakuasi dari daerah itu sebelumnya.

Menurut pemberitaan Sky News, Sabtu (19/8/2019), lebih dari 180 tim penyelamat, 36.000 petugas pemadam kebakaran dan 8.400 mobil pemadam bersiaga di lokasi pendaratan topan tersebut di Provinsi Zhejiang.

Topan Lekima yang menerjang China juga telah menyebabkan lebih dari 200 rumah ambruk - merusak 3.200 unit lainnya.

Rekaman dramatis yang beredar menunjukkan warga di daerah yang paling parah diselamatkan dari aliran air deras yang menggenangi rumah mereka.

Upaya pencegahan banjir ditingkatkan di sepanjang perairan terpanjang di Asia setelah peringatan level tertinggi. Di mana pihak berwenang juga melakukan evakuasi, menangguhkan kereta api dan perjalanan udara, dan meminta kapal untuk kembali ke pelabuhan.

China bahkan telah membatalkan 2.100 penerbangan dan beberapa layanan kereta, termasuk penutupan jasa kereta berkecepatan tinggi ke Bandara Internasional Pudong.

Siaga Jelang Topan Lekima

Bendera China
Ilustrasi (iStock)

Sebelumnya, otoritas China, pada Jumat 9 Agustus 2019, telah mengumumkan status siaga menjelang Topan Lekima yang akan menerjang pesisir timur negara itu.

Topan Lekima saat ini tengah menghantam Taiwan, membawa angin ribut dengan kecepatan 190 km/jam.

Pada Sabtu 10 Agustus, Topan Lekima diperkirakan akan bergerak ke China, tepatnya di Provinsi Zhejiang, demikian seperti dikutip dari BBC, Jumat 9 Agustus 2019. Status siaga dirilis oleh provinsi itu, begitu juga dengan Provinsi Jiangsu dan Shandong yang mengeluarkan imbauan serupa.

Kementerian penanganan bencana Tiongkok mengatakan telah mengerahkan tim tanggap darurat ke provinsi tersebut sebagai bentuk persiapan.

Sementara itu, otoritas di Shanghai, kota metropolitan di China timur, juga telah mengimbau warga di wilayah pesisir untuk bersiap mengungsi. Layanan kapal pesiar wisata dan kereta juga ditunda.

Imbauan mengenai potensi banjir di Sungai Yangtze dan Sungai Kuning juga dikeluarkan otoritas China, dengan jangka waktu hingga Rabu pekan depan. Ini juga merupakan bagian dari antisipasi bencana sampingan yang disebabkan oleh Topan Lekima.

Layanan kereta dari ibu kota China, Beijing ke area delta Yangtze juga ditunda menjelang topan.

Biro cuaca China mengatakan Lekima diperkirakan akan melemah pada saat mendarat. Negara ini memiliki sistem peringatan kode warna empat tahap, dengan warna merah mewakili cuaca paling parah.

Sekilas Topan Lekima

Ilustrasi topan (iStock)
Ilustrasi topan (iStock)

Lekima adalah salah satu dari dua topan di Pasifik barat saat ini.

Lebih jauh di timur, Topan Krosa menyebarkan hujan lebat di Kepulauan Mariana Utara dan Guam. Angin ribut itu bergerak ke barat laut dan bisa menghantam Jepang minggu depan, kata peramal cuaca.

Lekima, yang merupakan topan kesembilan tahun ini, menguat menjadi topan super pada hari Rabu. Melewati utara Taiwan pada Jumat 9 Agustus, menyebabkan pembatalan penerbangan, penutupan sekolah dan kantor.

Listrik diputus untuk lebih dari 40.000 rumah dan layanan kereta api kecepatan tinggi di Pulau Formosa itu ditangguhkan di utara kota Taichung, lapor media setempat.

Badai besar datang sehari setelah Taiwan bagian timur dilanda gempa bermagnitudo 6. Para ahli mengatakan bahwa risiko tanah longsor yang dipicu oleh gempa akan semakin teramplifikasi oleh topan yang menumpahkan 900 mm hujan di pegunungan utara Taiwan.

Lekima juga membawa hujan lebat dan angin kencang ke barat daya Jepang pada Jumat 8 Agustus, memutus aliran listrik ke sekitar 14.000 rumah, stasiun televisi NHK melaporkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya