Liputan6.com, Hong Kong - China mengecam aksi demonstran Hong Kong pada akhir pekan lalu yang melempar bom molotov kepada personel polisi. Tiongkok menyebutnya sebagai tindakan 'radikal' dan 'menunjukkan tanda-tanda terorisme'.
Ini merupakan respons kesekian dari China dan dinilai sebagai upaya untuk meningkatkan retorika keras terhadap gerakan massa pro demokrasi yang telah menggelar aksi selama dua bulan terakhir.
"Demonstran radikal Hong Kong telah berulang kali melakukan peralatan yang sangat berbahaya untuk menyerang polisi. Tindakan itu telah memenuhi unsur kejahatan kekerasan, dan menunjukkan tanda-tanda terorisme," kata Yang Guang, juru bicara untuk Kantor Perwakilan China untuk Urusan Hong Kong dan Makau, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (12/8/2019).
Advertisement
Baca Juga
"Tindakan ini mengganggu hukum Hong Kong dan ketertiban sosial," jelasnya dalam sebuah konferensi pers di Beijing.
Pernyataan Yang datang sehari setelah ribuan pemrotes pro-demokrasi menentang peringatan dari pihak berwenang untuk turun ke jalan untuk akhir pekan ke 10 berturut-turut.
Polisi Hong Kong menembakkan tembakan gas air mata hari Minggu 11 Agustus 2019 ke arah para pemrotes setelah menolak permintaan mereka untuk melakukan pawai.
Tetapi Yang berfokus pada perilaku kekerasan dari "minoritas kecil", yang ia kutuk sebagai "tantangan serius bagi kemakmuran dan stabilitas Hong Kong."
Krisis dua bulan, yang dipicu oleh penentangan terhadap undang-undang ekstradisi yang direncanakan, telah berubah menjadi gerakan yang lebih luas untuk reformasi demokratis dan penghentian pengikisan kebebasan.
Ini adalah ancaman terbesar bagi pemerintahan Beijing atas Hong Kong yang semi-otonom sejak diserahkan dari Inggris pada tahun 1997 - dan telah menuai kritik berulang tetapi belum ada tindakan tegas dari pemerintah pusat China.
Simak video pilihan berikut:
Seluruh Penerbangan dari Hong Kong Dibatalkan
Sementara itu, sekitar 180 penerbangan yang meninggalkan Bandara Internasional Hong Kong (HKIA) dari Senin hingga esok dini hari telah dibatalkan, kata situs resminya.
Keberangkatan terjadwal pertama yang diumumkan saat ini adalah penerbangan Hong Kong Airlines ke Haikou, China, pada Selasa 13 Agustus pukul 07.00.
Dikutip dari CNN pada Senin (12/8/2019), ribuan demonstran berpakaian hitam menduduki HKIA, sementara ratusan lainnya dilaporkan terus bergabung dari berbagai wilayah Hong Kong.
Sebelumnya pada Senin pagi, banyak troli dan pembatas antrean disusun untuk menghalangi akses ke area check-in oleh petugas keamanan bandara, namun kemudian diterobos oleh demonstran yang menyeruak ke terminal kedatangan dan keberangkatan.
Banyak pelancong terperangkap di dalam bandara, namun para pengunjuk rasa berusaha membantu mereka. Saksi mata mengatakan, kerumunan massa selalu membuka jalan setiap kali penumpang harus melewati konter check-in.
Meski begitu, banyaknya demonstran tetap membuat situasi di bandara kacau balau, di mana layanan check-in telah resmi ditutup sementara dan semua penerbangan yang berangkat dari Hong Kong dibatalkan.
Advertisement