Ini Alasan Mengapa Demonstran Hong Kong Kerap Menyamarkan Identitas

Pemrotes di Hong Kong mencari berbagai cara untuk menyiasati deteksi digital yang dapat mengungkap identitas mereka. Mengapa demikian?

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Agu 2019, 12:58 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2019, 12:58 WIB
Ricuh Unjuk Rasa di Stasiun MTR Hong Kong
Demonstran menggunakan laser pointer saat berunjuk rasa di Stasiun MTR Yuen Long, Hong Kong, Rabu (21/8/2019). Unjuk rasa berkelanjutan ini menyoroti tergerusnya kebebasan di Hong Kong setelah diserahkan Inggris ke Cina pada 1997. (AP Photo/Kin Cheung)

Liputan6.com, Jakarta Para demonstran Hong Kong khawatir apabila identitas mereka terungkap oleh aparat berwenang dan kemudian dituntut atas beragam tuduhan. Sejak kericuhan pada bulan Juni lalu, terhitung sudah ada sekitar 700 orang yang ditangkap oleh pihak berwenang.

Demonstran di Hong Kong mencari cara untuk mengelabui petugas setempat. Beberapa mengenakan masker medis wajah dan kacamata renang, adapun yang mengenakan masker respirator serta kacamata pengaman.  

Hal ini dilakukan untuk melindungi diri dari adanya gas air mata dari petugas serta untuk mengaburkan identitas mereka yang mungkin akan terungkap. 

Para demonstran juga turut membongkar beberapa tiang lampu pintar yang dipasang pemerintah setempat, karena terdapat kamera serta sensor pendeteksi pada tiang tersebut. Namun, pemerintah Hong Kong mengaku tiang tersebut tidak dilengkapi perangkat untuk mendeteksi wajah, melainkan hanya melacak kualitas udara serta arus lalu lintas.

Inovasi Peralatan Teknologi Demonstrasi

Ilustrasi menjaga keamanan data
Seiringnya teknologi berkembang, tingkat kegunaan smartphone pun terus meningkat. Walaupun begitu, masih saja ada pencurian data

Inovasi teknologi memungkinkan untuk menekan arus massa serta demonstrasi yang terjadi. Seperti halnya di beberapa negara yang terjadi demonstrasi, menerapkan pemadaman internet atau mengadakan sensor yang luas dan merata pada penggunaan internet. 

Perancang seni dan desain dari Amerika Serikat, Pedro Oliveira meneliti bagaimana pemerintah di dunia menggunakan teknologi terhadap demonstran. Pedro bersama desainer lain, Xuedi Chen kemudian menciptakan seperangkat alat perlengkapan untuk demonstrasi dalam proyek yang bernama Backslash. 

Dalam proyek tersebut, terdapat beragam peralatan. Salah satunya bandana pintar yang mampu mengelabui wajah demonstran sebagai penutup wajah, sekaligus dapat mengirimkan pesan lewat komunikasi yang tersirat melalui pola di bandana tersebut.

Kekhawatiran Demonstran

Demonstran Hong Kong Bentuk Rantai Manusia Sepanjang Hampir 50 Km
Demonstran prodemokrasi membentuk rantai manusia di Museum Luar Angkasa Hong Kong, Jumat (23/8/2019). Para pengunjuk rasa mengutip rantai manusia Baltik sebagai inspirasi. (AP Photo/Vincent Yu)

Pengunjuk rasa di jalan-jalan Hong Kong memilih solusi yang tersedia dan memungkinkan dari eksperimen yang dilakukan untuk mengakali upaya pemerintah mendeteksi identitas mereka. Banyak dari mereka yang mengenakan masker medis atau masker gas yang dilengkapi kacamata pelindung

“Kita (demonstran) perlu menyembunyikan diri sehingga jika nanti tertangkap kamera, kita (demonstran) aman,” ujar salah seorang demonstran yang identitasnya disembunyikan karena alasan keamanan seperti dilansir cnn.com. 

Pengunjuk rasa tersebut mengaku khawatir apabila polisi menemukannya dan melakukan tindakan kekerasan pada dirinya. Kemungkinan lain yang dikhawatirkan adalah apabila aparat mengidentifikasinya secara daring hingga mengancam keberadaan keluarga maupun teman-temannya.

Menangkal Identifikasi Jejak Digital

Teknologi Face Recognition (Pengenalan Wajah). Kredit: Petapixel
Teknologi Face Recognition (Pengenalan Wajah). Kredit: Petapixel

Para pemrotes di Hong Kong menghimpun berbagai taktik untuk menutupi dan menghindari menanggalkan jejak digital mereka dalam berbagai kesempatan.

Upaya tersebut misalnya dengan mengorganisir pesan melalui aplikasi Telegram, yang mana memungkinkan untuk mengenkripsi pembicaraan. Upaya lainnya yaitu dengan menggunakan kartu SIM baru, menggunakan tiket kereta sekali jalan untuk transportasi, serta menggunakan kode tertentu saat bicara antar pemrotes di demonstrasi.

Cara lainnya yaitu dengan menggunakan payung untuk menangkal gas air mata, seperti saat demonstrasi menuntut pemilihan umum yang diselenggarakan pada tahun 2014 lalu. Dalam beberapa minggu terakhir demonstran juga menggunakan laser pointer untuk mengaburkan kamera keamanan serta perhatian aparat.

Reporter: Hugo Dimas. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya