Liputan6.com, Jakarta - Seseorang sering kali memilih untuk berpacaran terlebih dahulu guna melewati proses penjajakan sebelum melangkah ke jenjang yang serius. Sebagian orang bahkan telah menjalani proses pacaran sangat lama, bisa bertahun-tahun baik hitungan windu maupun lustrum sebelum akhirnya melangsungkan pernikahan.
Namun tahukah Anda, durasi pacaran yang lama tidak menjamin pernikahan yang akan dijalani di kemudian hari akan langgeng.Â
Baca Juga
Advertisement
Saat Anda menikah, tidak setiap hari akan berlangsung seperti dongeng. Hanya karena dua orang telah menjalin hubungan untuk waktu yang lama, bukan berarti kehidupan pasca-resepsi perkawinan akan otomatis harmonis tanpa masalah.Â
Bersama dengan pernikahan, datang tanggung jawab dan ujian yang besar. Tidak semua orang dapat sukses melewatinya. Melansir laman Brightside.me, berikut adalah lima alasan mengapa pasangan yang menjalin pacaran lama belum tentu langgeng dalam pernikahan.
1. Sadar Tidak Benar-Benar Cinta
Sebagian orang yang menikah, kadang baru sadar bahwa mereka tidak benar-benar mencintai pasangan.
Mengingat, jatuh cinta dan menyukai adalah dua hal yang berbeda. Belum lagi dengan perasaan lain yang juga berbeda jauh seperti perasaan kagum ataupun simpati.
Tetapi, bagi mereka yang telah membina pacaran cukup lama atas dasar perasaan "kagum" atau "simpati" sudah terlambat jika menyadarinya setelah membina hubungan pernikahan.
Advertisement
2. Menemukan Sisi yang Lain dari Pasangan
Telah menjalani pacaran lama bukan berarti Anda telah tahu segalanya tentang pasangan Anda. Jika menikah, Anda akan menemukan hal-hal baru tentang kekasih. Sebagian mungkin baik dan cocok dengan kepribadian Anda; namun beberapa yang lain adalah sisi negatif yang tak jarang tidak bisa diakomodasi.
Di antara sisi negatif tersebut adalah kebiasaan berselingkuh, tidak jujur, serta masalah finansial.
Beberapa hal lain seperti sikap posesif dan terbiasa menaruh curiga juga bisa mengarah kepada ambang perpisahan.
3. Ternyata Tidak Cocok
Hampir mirip dengan alasan sebelumnya, Anda mungkin di awal merasa "dialah orang yang paling cocok" dengan karakter Anda. Namun, gambaran kebahagiaan yang sempurna itu lenyap ketika Anda dihadapkan pada realita yang berkebalikan.
Anda mungkin akan menyadari, Anda dan pasangan tidak cukup "klik" untuk bersatu dalam sebuah komitmen bernama pernikahan.
Â
Advertisement
4. Tidak Berkomitmen
Saat pacaran, Anda mungkin tidak akan pernah melewatkan kesempatan untuk selalu bersama. Misalnya adalah berlibur berdua, makan, menonton film, dan sejenisnya.
Selalu menghabiskan waktu bersama dengan membina komitmen adalah dua hal yang berbeda. Anda bisa jadi mulai tidak menghargai pasangan seperti saat dulu pacaran. Alhasil, secara pelan-pelan hal itu akan mengarah kepada kesenjangan hubungan antara Anda dan pasangan.
5. Terlalu Sayang di Awal
Menurut sebuah  penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology, pasangan yang terlalu sayang pada awal hubungan mereka lebih cenderung  bercerai setelah menikah.
Ketika Anda terus-menerus menunjukkan kasih sayang kepada pasangan Anda, sampai-sampai "kejutan" Anda bahkan tidak mengejutkan mereka lagi, segalanya mulai menjadi sedikit membosankan setelah perkawinan.
Hal ini tidak hanya membuat pasangan Anda merasa tidak ada yang menarik untuk dilakukan dalam hubungan Anda, tetapi juga membuat Anda berada di bawah tekanan besar. Bahkan, Anda mulai merasa, upaya Anda tidak lagi diperhatikan dan tidak diterima dengan baik. Anda kemudian mulai merasa kurang diinginkan.
Advertisement