Liputan6.com, Mexico City - Lebih dari 3.000 kuburan rahasia yang berisi korban perang narkoba, ditemukan di Meksiko. Sebanyak 4.874 jasad berada di 3.025 lokasi dan banyak di antaranya belum diidentifikasi, kata Karla Quintana, kepala National Search Committee.
"Ini adalah data yang mengerikan," katanya dalam konferensi pers pada Jumat, 30 Agustus 2019, yang dikutip dari The Guardian, Sabtu (31/8/2019). "Bukan soal angkanya, melainkan tentang ribuan orang yang mencari kerabat yang hilang."
Laporan orang hilang menjadi hal yang biasa dijumpai di Meksiko, di tengah kekerasan ekstrem militer kontraproduktif terhadap kelompok-kelompok kriminal terorganisir.
Advertisement
Baca Juga
Lebih dari 200.000 orang dilaporkan meninggal sejak program tersebut diluncurkan pada 2006, dengan jumlah korban hilang diperkirakan mencapai 40.000 orang -- meskipun data ini masih samar.
Hal tersebut membuat kerabat yang putus asa melakukan upaya pencarian sendiri. Bahkan, mereka menyisir pegunungan yang ditutupi semak belukar untuk menemukan tanda-tanda kuburan rahasia.
Quintana mengatakan, 522 dari 3.025 makam sudah ditemukan sejak pemerintah baru, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, memenangkan pemilihan presiden pada tahun lalu dan mulai menjabat pada Desember 2018.
Dia berjanji untuk membuat basis data yang andal dan mengembangkan infrastruktur secara efektif agar dapat menemukan mereka yang hilang -- hidup atau mati.
Salah satu kelompok yang mencari kuburan rahasia di negara bagian Sinaloa, pada minggu ini menemukan tas yang berisi ribuan tulang jari -- mungkin dari tangan seseorang yang terputus saat disiksa.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
19 Jasad Misterius Ditemukan Tergantung pada Jembatan
Sebelumnya, pihak berwenang di ibu kota Meksiko, Mexico City, telah menemukan 19 jenazah di tiga lokasi yang berbeda. Tiga jasad di antaranya diketahui tergantung di jembatan.
Temuan belasan jasad misterius itu menurut Kepala Jaksa negara bagian barat Michoacan, Meksiko terkait dengan keberadaan sejumlah geng narkoba yang beroperasi di daerah tersebut.
"Ada perang ... antara sel-sel (lokal) dari berbagai kelompok kriminal. Mereka memperjuangkan kontrol teritorial atas produksi, distribusi dan konsumsi obat-obatan," kata Adrian Lopez seperti dilansir dari Al Jazeera, Jumat, 9 Agustus 2019.
Dalam sebuah gambar yang dimuat oleh media lokal Meksiko, tampak beberapa mayat tergantung di jembatan layang di Uruapan, tempat spesifik terjadinya perkara.
Di samping jasad, terdapat pesan misterius yang dicetak pada selembar plastik besar - sebuah taktik intimidasi yang sering terlihat dalam perang rumput antar-kartel.
Jenazah lain ditemukan terpotong dan ditinggalkan di sepanjang jalan, kata Lopez.
Negara bagian itu merupakan titik bahaya dalam perang kriminal terorganisir yang telah melanda Meksiko dalam beberapa tahun terakhir.
Michoacan adalah tempat pemerintah pertama kali mengerahkan tentara untuk memerangi gerombolan penjahat pada 2006 - sebuah strategi yang menurut para kritikus hanya menyebabkan meningkatnya kekerasan.
Meksiko dikabarkan mengalami 250.000 pembunuhan sejak saat itu, termasuk rekor baru 33.755 tahun lalu.
Presiden sayap kiri Andres Manuel Lopez Obrador, yang menjabat pada Desember, telah berjanji untuk mengekang kekerasan dengan menggunakan strategi yang berbasis di sekitar Pengawal Nasional yang baru diluncurkan, yang mengambil alih tugas memerangi kartel narkoba dari militer dan polisi federal.
Namun, pemerintahnya sejauh ini gagal mengurangi pembunuhan, yang berada di jalur untuk mencapai rekor baru, dengan 14.603 pembunuhan dilaporkan dari Januari hingga Juni 2019.
Advertisement