3 Nelayan Indonesia Diculik Kelompok Bersenjata di Perairan Tambisan

Tiga nelayan asal Indonesia telah diculik oleh orang bersenjata di Perairan Tambisan pada Senin (23/9/2019) waktu setempat.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Sep 2019, 22:15 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2019, 22:15 WIB
Tangkapan Nelayan Tak Laku Dijual, Tekanan Pasca-Insiden Natuna?
Nelayan Natuna mengaku senang menjual hasil tangkapan ke kapal-kapal asing karena sangat menghemat biaya transportasi. (Liputan6.com/Ajang Nurdin)

Liputan6.com, Sabah - Tiga nelayan asal Indonesia diyakini telah diculik oleh orang bersenjata di Perairan Tambisan pada Senin (23/9/2019) waktu setempat.

Tiga korban penculikan di dekat Sabah, Malaysia telah diidentifikasi. Mereka adalah Maharudi Lunani, 48, Muhammad Farhan, 27, dan Samiun Maneu, 27, dikutip dari nst.com, Selasa (24/9/2019).

Komisaris Polisi Sabah, Datuk Omar Mammah menyebutkan insiden terjadi ketika kapal pukat sedang mencari udang, kapal-kapal pompa tersangka mendekati kedua kapal dari belakang.

Kemudian, orang-orang bersenjata dengan mengenakan perlengkapan kamuflase dan topeng, naik kedua kapal pukat yang sedang menangkap udang seperti dilansir malaymail.com.

“Empat pria bersenjata naik perahu pertama dan tiga tersangka naik perahu kedua. Mereka mengarahkan pistol ke tiga awak kapal di satu kapal dan menyuruh mereka naik perahu pompa,” kata Omar. 

Diketahui ada dua kapal penangkap ikan yang dinaiki oleh penculik yang hanya berjarak sekitar 50 meter satu sama lain pada lokasi kejadian.

"Di kapal lain, para tersangka mengambil semua dokumen dan telepon seluler dari awak, tetapi tidak membawa salah satu dari empat nelayan di atas kapal," tambah Omar.

Omar menambahkan bahwa ada juga saksi lain yang melakukan panggilan darurat ke polisi laut tentang insiden itu

Konfirmasi Pejabat Malaysia

Bendera Malaysia (AFP PHOTO)
Bendera Malaysia (AFP PHOTO)

Komplotan bersenjata beserta nelayan yang diculik kemudian melaju ke pulau Tawi-Tawi di Filipina.

Peristiwa itu terjadi sekitar 7,7 mil laut dari Tambisan di Lahad Datu. Tiga korban yang diculik berusia antara 27 dan 40 tahun.

Ketua Menteri Sabah, Datuk Seri Mohd Shafie Apdal membenarkan kejadian penculikan tersebut. Ia juga mengatakan para nelayan itu kemungkinan berasal dari Buton, sebuah pulau di luar Sulawesi (Indonesia).

“Namun, kami akan melihat situasi yang tepat. Saya akan mendapatkan informasi lebih rinci tentang itu,” kata Ketua Menteri Sabah  saat menghadiri resepsi peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-74 di Malaysia seperti dikutip dari Bernama.

Imbauan Pemerintah Indonesia

Ilustrasi bendera Indonesia
Ilustrasi bendera Indonesia (Sumber: Pixabay)

Dalam kurun waktu 18 tahun terakhir, ada lebih dari 20 kasus penculikan yang melibatkan orang Indonesia.

Pada bulan Juni awal tahun ini, 10 nelayan Indonesia diculik di Lahad Datu. Sembilan orang kemudian berhasil diselamatkan.

Konsulat Indonesia pada awal bulan ini mengeluarkan surat pemberitahuan. Surat tersebut memperingatkan warga Indonesia tentang kelompok bersenjata dari Filipina selatan yang mencari peluang penculikan di pantai timur Sabah. 

Pemberitahuan tersebut untuk memperingatkan sekitar 300.000 warga negara Indonesia di untuk waspada dan berhati-hati saat di laut.

Terlebih intelijen Indonesia mengklaim tiga kelompok Abu Sayyaf dilaporkan telah pindah ke perairan Sabah timur pada 30 Agustus, dan menargetkan kapal-kapal penangkap ikan.

 

Reporter: Hugo Dimas

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya