Ilmuwan Kuak Cacing Jenis Baru, Punya 3 Kelamin dan Kantung Seperti Kanguru

Cacing adalah hewan hermafrodit atau berkelamin ganda, tetapi baru-baru ini ilmuwan menemukan cacing dengan tiga kelamin.

oleh Afra Augesti diperbarui 28 Sep 2019, 19:40 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2019, 19:40 WIB
Ilustrasi cacing tanah (iStock)
Ilustrasi cacing tanah (iStock)

Liputan6.com, California - Danau Mono di California mengandung air asin arsenik dan sedikit sekali terdapat tanda-tanda kehidupan. Sekarang, para peneliti menemukan delapan spesies cacing yang tumbuh subur di ekosistem ekstrem tersebut --salah satu spesies punya tiga jenis kelamin, menurut studi baru yang dikutip dari Live Science, Sabtu (28/9/2019).

Danau Mono terletak di Pegunungan Sierra sebelah timur dan merupakan habitat bagi udang air asin, lalat penyelam (Ephydra hians), bakteri, dan alga, dan tidak ada yang lain. Begitulah yang dipikirkan para ilmuwan.

Ahli biologi Paul Sternberg dan rekan-rekannya di California Institute of Technology berpikir bahwa cacing mikroskopis yang disebut nematoda mungkin bersembunyi di Danau Mono, sebagian karena makhluk yang menggeliat itu dianggap sebagai hewan paling banyak ditemukan di Bumi.

Pernyataan Sternberg benar. Selama ekspedisi ke Danau Mono, tim menemukan cacing mikroskopis yang dapat menahan paparan arsenik 500 kali lebih banyak daripada manusia, demikian menurut penemuan yang diterbitkan pada Kamis, 26 September 2019 dalam jurnal Current Biology.

"Danau Mono terkenal sebagai ekosistem yang membatasi kehidupan binatang ... jadi sungguh keren ketika mengetahui cacing-cacing ini berhasil hidup di sana, bersama udang dan lalat, memperluas seluruh ekosistem secara signifikan," ujar Lucy Stewart, seorang ahli mikrobiologi di GNS Science di Selandia Baru yang tidak berpartisipasi dalam penelitian Sternberg.

Tim Sternberg mengunjungi Danau Mono pada musim panas 2016 dan 2017, mengambil sampel tanah kering di sekitar air danau, di zona pasang surut dan di dalam danau itu sendiri.

Mereka kemudian menemukan delapan nematoda yang memiliki berbagai bentuk mulut. Mulut yang berbeda pada setiap cacing memungkinkan makhluk itu mengunyah makanan pilihannya.

Beberapa nematoda merumput di mikroba --gambarannya sama seperti sapi yang sedang merumput. Sedangkan yang lain memangsa binatang. Ada juga yang sifatnya parasit dan menjadi 'pencuci nutrisi' pada inang yang mereka hinggapi.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Auanema

Ilustrasi cacing tanah (iStock)
Ilustrasi cacing tanah (iStock)

Tim peneliti membiakkan satu spesies cacing dari kelompok evolusi yang disebut Auanema di laboratorium dan menemukan bahwa makhluk ini menampilkan tiga jenis kelamin berbeda, serta membawa keturunan yang berkembang di dalam tubuh mereka. CNN menyebut binatang itu meletakkan anaknya dalam sejenis kantung seperti kanguru.

Kode genetik cacing tersebut mengungkapkan mutasi pada gen yang disebut dbt-1, yang membantu memecah asam amino yang membentuk protein. Para penulis menyimpulkan, perubahan genetik ini mungkin ikut bertanggung jawab atas kebalnya arsenik pada tubuh seekor hewan.

Spesies Auanema lain juga memiliki mutasi genetik tersebut dan menunjukkan beberapa tingkat resistensi arsenik, meskipun delapan cacing Danau Mono tampaknya cocok tinggal di lingkungan yang sangat beracun, The Scientist melaporkan.

"Studi kami menunjukkan bahwa kami masih harus banyak belajar tentang bagaimana 1.000 sel hewan ini telah menguasai kelangsungan hidup di lingkungan yang ekstrem," kata rekan penulis studi Pei-Yin Shih, seorang mahasiswa pascasarjana di California Institute of Technology.

Mempelajari cacing aneh tersebut dapat membantu para ilmuwan mencari cara untuk melindungi orang dari meminum air yang terkontaminasi arsenik, para penulis menambahkan.

Selain itu, studi baru ini juga dapat menambah pemahaman kita tentang bagaimana sebuah kehidupan bertahan di lingkungan yang ekstrem.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya