Gara-Gara Bau Durian di Kabin, Pesawat Boeing 767 Mendarat Darurat

Sebuah pesawat melakukan pendaratan darurat, sementara pilot mengenakan masker oksigen gara-gara bau durian.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 09 Okt 2019, 13:28 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2019, 13:28 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi durian. (dok. pixabay.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah pesawat melakukan pendaratan darurat, sementara pilotnya mengenakan masker oksigen ketika aroma durian yang menyengat tercium di kabin pesawat.

Jet Air Canada Rouge baru saja lepas landas ke Vancouver dari Montreal, ketika kru mendeteksi ada bau menyengat -- yang awalnya tak diketahui berasal dari durian -- di dalam pesawat Boeing 767.

Awak kabin kemudian menyelidiki sumber bau busuk yang telah menyebar ke seluruh kabin.

"Ketika sumber bau tak dapat dideteksi, sehingga pilot membuat permintaan untuk pendaratan darurat," lapor Flight Global seperti dikutip dari Independent, Rabu (9/10/2019).

Mereka akhirnya mengenakan masker oksigen dan kembali ke Montreal. Pesawat itu mendarat dengan selamat. 245 penumpang dan delapan awak tak ada yang terluka.

Belakangan diketahui bahwa sumber bau menyengat itu berasal dari pengiriman buah durian di kompartemen kargo depan.

Durian yang berasal dari Asia Tenggara, dikenal karena baunya yang khas, yang oleh beberapa orang digambarkan sebagai bau bawang busuk, selokan hingga seperti muntah.

Bau buah yang disebut raja buah itu seringkali melekat, itulah sebabnya hotel-hotel dan jaringan transportasi umum di seluruh Asia melarangnya.

Tahun lalu, sebuah pesawat Indonesia juga mendarat darurat ketika aroma durian dari kargo pengiriman tercium di kabin.

Evakuasi di Perpustakaan Australia

Ilustrasi durian (AFP)
Ilustrasi durian (AFP)

Sementara itu, gara-gara bau durian, perpustakaan University of Canberra di Australia harus melaksanakan evakuasi total pengunjung pada pekan lalu.

Jumat 10 Mei 2019, tim pemadam kebakaran dan penyelamat di Canberra menanggapi seruan "aroma gas yang kuat" di dalam perpustakaan universitas.

Perpustakaan dievakuasi, dan layanan darurat mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa kru bahan berbahaya sedang menyisir bangunan dan melakukan "pemantauan atmosfer".

Dalam satu jam, sumber bau busuk telah ditemukan.

"Petugas pemadam kebakaran telah menyelesaikan pencarian bangunan dan menemukan sumber bau," bunyi pernyataan bijaksana dari departemen layanan darurat Canberra, seperti dilansir The Guardian, Senin 13 Mei 2019.

"Perpustakaan sekarang sedang dihuni kembali dan pengelolaan bangunan telah diserahkan kembali kepada staf Universitas," lanjut pernyataan itu.

Pihak layanan darurat tidak merinci jenis sumber bau. Namun, seorang staf perpustakaan akhirnya mengungkap biang keladi aroma: buah durian.

Pernah disebut "raja buah" oleh naturalis Inggris abad ke-19 Alfred Russel Wallace, durian Malaysia dipuja karena rasanya yang manis sekaligus gurih dan menikmati popularitas yang populer di Asia Timur dan Tenggara.

Tapi baunya yang sangat menyengat --dan seringkali dicerca-- menjadikan buah itu sering dilarang dari hotel dan angkutan umum di seluruh Asia dan beberapa wilayah dunia.

Ini adalah kedua kalinya dalam lebih dari setahun bahwa durian telah menyebabkan evakuasi massal perpustakaan universitas di Australia.

Evakuasi di RMIT, CBD Melbourne

Durian
Ilustrasi durian (iStockphoto)

Sebelumnya, pada April 2019, sekitar 600 staf dan mahasiswa di kampus RMIT di CBD Melbourne harus diungsikan karena hampir 40 petugas pemadam kebakaran, termasuk kru spesialis, mencari dugaan kebocoran gas yang dikhawatirkan terjadi di gedung itu.

Dilihat oleh reaksi siswa di Canberra begitu sumber bau tersebut terungkap, staf universitas mungkin perlu membiasakan diri dengan aroma tersebut.

"Saya sangat senang seseorang meninggalkannya di tempat sampah! hahahah karena yummm I LOVE DURIANSSS," tulis seseorang di Facebook.

"Simpan bijinya, tanamlah dan kamu mungkin bisa mengekspornya ke China ... Durian adalah RAJA !!!" kata yang lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya