Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI pada Minggu 13 Oktober 2019 menyatakan, tidak ada korban luka dan jiwa WNI akibat bencana Topan Hagibis yang menghantam Jepang akhir pekan ini.
"Namun dilaporkan terdapat beberapa WNI yang rumahnya tergenang banjir. Dan, beberapa turis WNI menginap di hotel sampai menunggu jadwal penerbangan," kata Direktur Perlindungan WNI Judha Nugraha dalam pernyataan tertulis yang diterima Liputan6.com, Minggu 13 Oktober 2019.
Advertisement
Sebelumnya, media lokal melaporkan bahwa Topan Hagibis telah menyebabkan gangguan pada sejumlah jadwal penerbangan di bandara lokal.
Sementara itu, Judha menambahkan bahwa Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi telah menginstruksikan KBRI Tokyo dan KJRI Osaka agar terus memantau dan membantu WNI terdampak Topan Hagibis.
"Siang hari ini cuaca Tokyo dan Osaka dilaporkan cerah dan masyarakat telah kembali beraktivitas. Penerbangan di Bandara Tokyo dan Bandara Osaka telah kembali normal," lanjut pejabat Kemlu RI tersebut.
Kata KBRI Tokyo
Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Tokyo, Eko Junor, turut memastikan perihal tidak adanya WNI menjadi korban akibat Topan Hagibis.
Kendati demikian, ia membenarkan bahwa ada beberapa WNI yang rumahnya diterjang banjir, dan harus mengungsi ke pengungsian lokal.
"Topan sudah lewat jam 21.30 tadi malam. Dari Hotline dan Medsos yg kami pantau tidak ada WNI terluka, namun ada beberapa yang stranded di bandara & di hotel," kata Eko dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com pada 16.00 WIB, Minggu 13 September.
"Ada juga WNI penduduk setempat yang ke pengungsian karena rumahnya dekat dengan sungai yang meluap," lanjut Eko.
Diplomat KBRI Tokyo itu memastikan bahwa pihak kedutaan dan konsulat RI telah berusaha melakukan pendataan, komunikasi dan penjangkauan kepada para WNI yang terdampak.
Â
*(UPDATE) Berita ini telah diperbarui dengan menambahkan keterangan dari KBRI Tokyo yang diterima Liputan6.com pada Minggu 13 Oktober 2019 pukul 16.00 WIB.
Simak video pillihan berikut:
5 Orang Tewas dan 50.000 Warga Mengungsi
Lima orang tewas dan beberapa lainnya hilang akibat bencana Topan Hagibis di Jepang akhir pekan ini --yang disebut-sebut sebagai badai terburuk sejak 60 tahun terakhir yang pernah melanda Negeri Sakura.
Topan Hagibis merapat ke Jepang sebelum 19:00 waktu setempat (10:00 GMT) pada Jumat 11 Oktober 2019, di Semenanjung Izu, barat daya Tokyo dengan kecepatan angin 225 km / jam (140 mph).
Lebih dari 270.000 rumah telah kehilangan daya, lapor penyiar nasional Jepang, NHK.
Dilansir BBC, Minggu (13/10/2019), kantor berita Kyodo mengatakan, lima kematian telah dikonfirmasi di berbagai daerah.
Dua orang tewas setelah rumah-rumah disapu tanah longsor - seorang pria di Tomioka, Prefektur Gunma, dan seorang wanita di Sagamihara dekat Tokyo.
Seorang pria berusia 60-an ditemukan tewas di apartemen yang tergenang di Kawasaki, barat daya Tokyo, sementara seorang wanita jatuh ke jalur air dan tenggelam di Tochigi, lapor Kyodo.
Korban lain, seorang pria berusia 50-an, ditemukan tewas dalam sebuah mobil terbalik di Chiba.
Kyodo mengatakan 11 orang dilaporkan hilang dan lebih dari 90 dilaporkan terluka akibat badai Topan Hagibis.
Advertisement