Liputan6.com, Beijing - Teroris ISIS berulah dengan meradikalisasi anak-anak dan membanjiri mereka dengan propaganda jihad di aplikasi media sosial. Sebuah video di TikTok -- platform berbagi video pendek asal Tiongkok -- menampilkan jasad yang diarak dan orang-orang di sekitarnya membawa senjata.
Dikutip dari The Sun pada Rabu (23/10/2019), klip yang diunggah di aplikasi yang banyak digunakan oleh anak-anak dan remaja untuk konten hiburan ringan itu juga menampilkan lagu yang berlirik mengerikan.
"Kami berjanji setia sampai mati," demikian petikan lirik dari nyanyian ISIS yang dilantunkan dalam bahasa Arab, dalam salah satu unggahan yang diposting dalam beberapa pekan terakhir.
Advertisement
Menurut para ahli, video tersebut merupakan upaya untuk mencuci otak kaum muda.
"Sajak, irama, lirik yang menggugah, dan penyampaian yang bersemangat sangat menarik bagi kaum muda," kata Elisabeth Kendall, seorang pakar ekstremisme Universitas Oxford.
"Metode bernyanyi yang menarik ini untuk menyebarkan ideologi ISIS, artinya menyebar dengan cepat dan melekat dalam benak banyak orang. Metode itu cenderung jauh lebih efektif daripada khotbah atau debat dan risalah teologis," tambahnya.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Simak Video Pilihan Berikut:
TikTok Tidak Diam
ISIS secara teratur menggunakan penyebaran propaganda di situs-situs populer seperti Facebook, Twitter dan YouTube untuk memperjuangkan tujuan kebenciannya. TikTok sepertinya yang terbaru jadi korban kampanye media sosial kelompok itu.
Aplikasi asal Tiongkok itu sedang berada di puncak popularitasnya tahun ini, terdapat lebih dari satu miliar orang yang mengunggah aplikasi ini di seluruh dunia. Menurut data, satu dari tiga penggunanya berusia di bawah 18 tahun.
Semua klip atau video yang terkontaminasi dengan propaganda tersebut telah dihapus oleh TikTok berserta dengan 24 akun yang terkait. Dalam sebuah pernyataan, juru bicara TikTok mengatakan kalau konten yang berisikan promosi organisasi teroris tidak akan punya tempat untuk menyuarakan kehadirannya di TikTok.
"Kami secara permanen melarang semua akun dan perangkat terkait tersebut segera setelah diidentifikasi, dan kami terus mengembangkan kontrol yang lebih kuat untuk secara proaktif mendeteksi aktivitas yang mencurigakan. Ini adalah tantangan di seluruh industri yang diperumit oleh aktor-aktor jahat yang secara aktif berusaha menghindari tindakan perlindungan, tetapi kami memiliki tim yang berdedikasi untuk secara agresif melindungi dari perilaku jahat di TikTok," katanya.
Advertisement
Aplikasi yang Kontroversial
Sebelumnya, TikTok juga pernah merasakan posisi kontroversi panas karena konten yang di unggah di platformnya.
Aplikasi itu sempat diselidiki oleh pemerintah karena diduga terdapat aktifitas yang mendukung pedofil dalam kontennya.
Beberapa bintang terbesar TikTok telah dituduh mengeksploitasi anak-anak untuk hadiah, setelah penggemar muda mengaku membayar dengan jumlah uang yang besar hanya untuk berbicara dengan idola mereka di TikTok.
Reporter: Windy Febriana