Liputan6.com, Cheung Chau - Hanya dengan menggunakan gunting, dan alat-alat logam kecil lainnya, seorang penjaga toko di Hong Kong Louis To meremas gula-gula cair dan mengubahnya menjadi permen bentuk naga. Bakat ini ia kuasai selama Revolusi Kebudayaan China.
Keahliannya ini jadi sorotan di tengah demonstrasi Hong Kong yang kerap berakhir rusuh dalam empat bulan terakhir.
Dikutip dari AFP pada Jumat (1/11/2019) toko To di Cheung Chau, sebuah pulau kecil di perairan barat Victoria Harbour yang terkenal di Hong Kong, telah menjadi tempat yang sering atau wajib dikunjungi oleh para pelancong yang berkunjung.
Advertisement
Para wisatawan akan melihat dan bertemu secara langsung dengan seorang laki-laki lokal yang menjuluki dirinya dengan 'The CandyMan', ia adalah penjaga toko yang gemar memahat permen (gula) menjadi berbentuk hewan dan makhluk-makhluk fantastis seperti naga.
Teknik yang ia gunakan adalah bentuk seni rakyat yang berusia berabad-abad di China, tidak banyak, tapi ada beberapa orang di Hong Kong yang punya keahlian tersebut.
Ia mempelajari teknik ini saat Revolusi Kebudayaan di China, To membuat mainannya sendiri.
Rela Putus Sekolah demi Jadi Seniman
"Selama periode ini, tidak ada makanan, tidak ada apa-apa," kenang To, yang lahir di Chaozhou.
"Ketika aku melihat anak-anak lain dengan mainannya, jadi aku membuatnya sendiri untuk diriku," tambahnya.
Ia juga ingat kalau ia sempat melihat seorang pematung gula lokal yang datang ke wilayahnya dengan sepeda, dan To terpukau dengan keahliannya membentuk manisan menjadi lebih menarik.
"Saya tidak punya uang untuk membeli permen, tetapi saya melihat pengrajin itu membuatnya," katanya.
Keluarga To pindah ke Hong Kong pada 1980-an ketika China mulai terbuka setelah kematian Mao Zedong.
To adalah murid yang teladan, namun harus putus sekolah untuk mengejar karirnya sebagai seorang seniman.
Tetapi, ia baru menjadi seorang seniman gula saat ia pindah ke pulau Cheung Chau dengan keluarganya pada awal tahun 2000-an.
Advertisement
Memperlajarinya Tanpa Bimbingan
Sementara Hong Kong terkenal karena koleksi pencakar langitnya yang padat dan memusingkan, banyak pulau-pulau terpencil di wilayah itu memiliki suasana pedesaan yang tenang dan nyaman bagi mereka.
Cheung Chau memiliki beberapa bangunan lebih tinggi dari empat lantai dan kehidupannya lebih tradisional, dibangun di sekitar komunitas nelayan setempat.
"Di Cheung Chau, aku melihat banyak hal yang mengingatkanku pada masa kecilku - layang-layang terbang, tarian singa, hal-hal yang tidak kamu lihat di kota, hanya di sini," kata To. "Dan aku ingat bahwa aku ingin membuat permen," tambah.
Tanpa ada yang membimbingnya, To mulai bereksperimen sendiri, melebur semua jenis gula.
"Selama enam bulan, saya mencoba setidaknya selusin dari mereka," jelasnya.
Akhirnya dia menemukan teknik yang tepat untuk mendapatkan gula yang cukup lentur untuk dipahat.
"Saya sering melepuh di bagian tangan saya. Saya hampir menyerah," kenangnya.
Sekarang dia bisa menguleni adonan gula pada suhu 80 derajat Celcius dengan tangan kosong.
Â
Reporter: Windy Febriana