Demo Hong Kong Rusuh Lagi, Kantor Berita Xinhua Dirusak

Pengunjuk rasa membakar stasiun metro dan merusak bangunan, termasuk kantor berita resmi China, Xinhua di Hong Kong

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 03 Nov 2019, 13:01 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2019, 13:01 WIB
Pengunjuk rasa membakar stasiun metro dan merusak bangunan, termasuk kantor berita resmi China, Xinhua. (AP/Kin Cheung)
Pengunjuk rasa membakar stasiun metro dan merusak bangunan, termasuk kantor berita resmi China, Xinhua. (AP/Kin Cheung)

Liputan6.com, Hong Kong - Demonstrasi berujung kerusuhan kembali melanda Hong Kong. Pengunjuk rasa membakar stasiun metro dan merusak bangunan, termasuk kantor berita resmi China, Xinhua, Minggu (3/11/2019).

Xinhua mengecam serangan itu dengan menyebut para pelaku sebagai "penjahat biadab" yang mendobrak pintu dan sistem keamanan, melemparkan api serta menggambar bom di lobi gedung.

"Praktik para perusuh berpakaian hitam sekali lagi menunjukkan bahwa 'menghentikan kekerasan dan memulihkan ketertiban' adalah tugas terpenting dan mendesak Hong Kong saat ini," kata seorang juru bicara Xinhua dalam sebuah posting di Facebook, seperti dilansir CNA.

Operasi pembersihan kini sedang berlangsung di kantor Xinhua, salah satu bangunan yang ditargetkan kelompok-kelompok demonstran berpakaian hitam yang melarikan diri dari taman ke kawasan bisnis, melemparkan bom bensin, dan batu bata di sepanjang jalan.

Beberapa staf kebersihan terlihat menyapu serpihan kaca dari lantai melalui pintu dan jendela yang rusak, ketika para wisatawan dengan penuh rasa ingin tahu melihat kehancuran gedung itu.

Lebih dari 200 orang ditangkap polisi Hong Kong dalam salah satu wabah kekerasan terburuk dalam beberapa pekan terakhir karena sekitar lima bulan protes tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Amarah Demonstran

Jelang HUT China, Demo Hong Kong Kian Panas
Polisi bentrok dengan demonstran di Hong Kong, Minggu (29/9/2019). Dalam bentrokan tersebut demonstran melempari batu dan bom bensin ke arah aparat. (AP Photo/Gemunu Amarasinghe)

Demonstran marah melihat campur tangan orang China pada kebebasan Hong Kong sejak kota itu kembali dari Inggris ke pemerintahan Tiongkok pada 1997, sebuah tuduhan yang dibantah Beijing.

Bentrokan kucing-dan-tikus antara polisi antihuru-hara dan demonstran berlanjut hingga Minggu dini hari setelah polisi membubarkan ribuan orang pada Sabtu 2 November sore dengan menembakkan gas air mata ke sebuah taman.

Sementara para pengunjuk rasa sebelumnya telah merusak bangunan perusahaan China daratan atau yang dianggap pro-Beijing, penargetan Xinhua sebagai simbol kunci dari kehadiran daratan di Hong Kong adalah salah satu tantangan paling langsung ke Beijing.

Polisi Hong Kong mengaku telah menangkap lebih dari 200 orang semalam karena pelanggaran termasuk demonstrasi tidak sah, kepemilikan senjata ofensif, kerusakan kriminal, dan mengenakan topeng yang sekarang ilegal di bawah undang-undang darurat era kolonial yang dihidupkan kembali.

Polisi menembakkan gas air mata, peluru karet, dan mengirim meriam air kepada para demonstran selama hari Sabtu dan Minggu dini hari, ketika kekerasan tumpah dari pulau Hong Kong melintasi air ke sisi Kowloon utara.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya