Silat Lidah di NATO Summit, Donald Trump Akan Hibah Pasukan ISIS ke Prancis

Donald Trump menyatakan ingin memberi hadiah ke Prancis pasukan ISIS dalam silat lidahnya dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di NATO Summit.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 04 Des 2019, 17:34 WIB
Diterbitkan 04 Des 2019, 17:34 WIB
Presiden Donald Trump dan Emmanuel Macron di NATO Summit 2019.
Presiden Donald Trump dan Emmanuel Macron di NATO Summit 2019. Dok: AP

Liputan6.com, London - Bukan Donald Trump namanya jika tidak membuat situasi lebih gaduh dan dramatis. Kabar terkini, sang presiden miliarder blak-blakan silat lidah dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di NATO Summit 2019.

Dalam konferensi pers di London, Presiden Donald Trump menjawab pertanyaan reporter soal pasukan asing ISIS yang berhasil ditangkap oleh tentara Amerika Serikat (AS). Ia berkata para militan asing itu banyak berasal dari Eropa.

"Kita punya banyak tentara ISIS yang tertangkap di Suriah, dan mereka berada di penjara. Banyak dari mereka datang dari Prancis, Jerman, Inggris. Mereka kebanyakan dari Eropa," ujar Trump seperti dilansir AP News di NATO Summit, London, Rabu (4/12/2019).

Kehadiran militan asing itu pun menjadi masalah baru, sebab negara-negara Eropa ogah menerima mereka kembali. Hal tersebut pun dikeluhkan Turki yang kesal karena harus menampung para militan ISIS.

Presiden Donald Trump pun memberi ancaman halus pada Presiden Macron, bahwa ia siap menghibahkan pasukan ISIS yang ditangkap negaranya kepada Prancis.

"Apa kamu mau beberapa pasukan ISIS yang menyenangkan? Saya bisa memberikan mereka padamu. Kamu bisa mengambil semua yang kamu inginkan," kata Trump.

Presiden Macron pun buru-buru membantah omongan Trump dan menyebut kebanyakan militan ISIS berasal dari negara-negara setempat.  Ia pun melancarkan sindiran halus bahwa pertempuran dengan ISIS belum selesai, padahal Trump sudah mengklaim kemenangan melawan kelompok militan tersebut.

"Urusannya belum selesai. Saya menyesal mengatakannya. Masih ada militan di daerah itu. Di Suriah dan sekarang di Irak," kata Macron.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Aksi Sindir-sindiran

Keramahan Presiden Prancis Saat Menyambut Pemimpin Dunia di KTT G7
Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) menyambut kedatangan Presiden AS Donald Trump (kiri) di KTT G7, Biarritz, Prancis, Sabtu (24/8/2019). G7 adalah sebuah grup yang terdiri dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Britania Raya, dan Amerika Serikat. (AP Photo/Andrew Harnik)

Macron pun menegaskan bahwa masalah utama bukanlah militan asing. Trump pun diajak fokus mengenai destabilitasi yang terjadi di daerah itu yang mempersulit pembasmian ISIS.

"Jangan berbuat salah. Masalah nomor satumu bukan militan asing. Masalahnya adalah petarung ISIS di daerah itu," imbuhnya.

Seraya tak mau kalah, Trump pun menyindir bahwa Macron tidak menjawab pertanyaannya. Ia pun menyebut Macron adalah politikus yang hebat karena bisa mengelak.

"Orang ini adalah politikus yang andal, karena itu adalah cara tidak menjawab yang sangat hebat. Dan itu tak apa-apa," kata Trump.

Sempat Ribut Akibat NATO

Presiden Donald Trump di NATO Summit 2019 emosi karena pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Donald Trump di NATO Summit 2019 emosi karena pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Dok: AP

Dilaporkan BBC, sebelum konferensi pers bersama Macron, Trump sempat kesal karena Macron menyebut NATO sudah mati otak. Orang nomor satu di AS itu menyindir tingkat pengangguran di Prancis.

"Pernyataan itu sangat menjijikan. Saya pikir mereka memiliki tingkat pengangguran yang tinggi di Prancis. Secara ekonomi, Prancis tidak berjalan baik sama sekali," ujar Trump.

Ia pun terus menyindir situasi ekonomi di Prancis dan berkata negara itu mengalami tahun yang berat. Trump pun menekankan bahwa pernyataan "mati otak" Macron tidaklah terhormat.

"Kamu tidak bisa seenaknya membuat pernyataan begitu tentang NATO. Itu sangat tidak terhormat," tegasnya dalam peringatan 70 tahun NATO Summit di London.

Tingkat pengangguran di Prancis tercatat 8,5 persen, angka itu terendah dalam 10 tahun, meski lebih tinggi dari rata-rata Uni Eropa, yaitu 6,3 persen.

Sementara, Donald Trump tercatat berhasil menekan pengangguran di AS hingga 3,5 persen atau terendah dalam 50 tahun terakhir. Pada segi pertumbuhan GDP, ekonomi Prancis tumbuh 0,3 persen di kuartal III tahun 2019, sementara AS tumbuh 1,9 persen.

Donald Trump pun menegaskan bahwa AS tidak terlalu diuntungkan NATO. Dan justru Prancis yang butuh aliansi militer Atlantik Utara tersebut.

"Tidak ada yang lebih membutuhkan NATO ketimbang Prancis," ucapnya. "AS mendapat keuntungan paling sedikit. Pernyataan (Macron) sangatlah berbahaya," ucap Trump.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya