Plastiqube, Inovasi Batu Bata India dari Sampah Plastik

Seorang pelajar asal India menciptakan batu bata yang terbuat dari plastik daur ulang.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Des 2019, 18:35 WIB
Diterbitkan 06 Des 2019, 18:35 WIB
Ilustrasi batu bata yang terbuat dari plastik daur ulang.
Ilustrasi batu bata yang terbuat dari plastik daur ulang. (iStockphoto)

Liputan6.com, India - Seorang pelajar asal India menciptakan batu bata yang terbuat dari plastik daur ulang. 

Mengutip dari CNN, Jumat (6/12/2019), bersama dengan teman sekelasnya Agnimitra Sengupta, Ankan Podder dan Utsav Bhattacharyya, Banerjee menciptakan perusahaan sosial bernama Qube pada 2017. Produknya adalah Plastiqube, batu bata alternatif yang terbuat dari plastik daur ulang.

Banerjee dan timnya bekerja dengan para pemulung di Benggala Barat untuk mengumpulkan sampah, termasuk botol air dan tas sekali pakai. Benda-benda tersebut kemudian dibersihkan, dicacah dan ditekan menjadi blok secara manual.

Setiap bata Plastiqube dibuat dengan modal 5 - 6 rupee (sekitar Rp 1.200), sedangkan rata-rata batu bata tanah liat dijual di India sekitar 10 rupee (Rp 2.000).

Terlebih lagi, tidak seperti batu bata tradisional, Plastiqubes tidak menggunakan bahan mortar apa pun.

Dapat Mengurangi Penggunaan Energi Hingga 70 Persen

Ilustrasi foto sampah plastik.
Ilustrasi foto sampah plastik. (iStockphoto)

Batu bata yang satu ini terlihat seperti lego.

"Pada dasarnya mempunyai bentuk seperti batu bata Lego," jelas Banerjee, yang saat ini berusia 22 tahun. "Ada alur yang saling terkait di bagian bawah dan atas, dan mereka saling mengunci." Demikian mengutip dari CNN.

India diperkirakan akan membuang lebih dari 25.000 ton sampah plastik setiap hari. Sekitar 40% dari itu dibiarkan tidak terkumpul. "Kami sedang membangun sesuatu yang berkelanjutan, benar-benar dari sampah," kata Banerjee kepada CNN.

Dengan mengeluarkan kiln dan mortar dari proses pembuatan batu bata, Banerjee mengklaim Plastiqubes dapat mengurangi penggunaan energi hingga 70 persen, menghasilkan jejak karbon yang jauh lebih rendah daripada batu bata tradisional.

Kiln dikenal sebagai tanur, suatu alat sejenis oven berukuran besar, berupa ruangan dengan penyekat termal yang dapat dipanaskan hingga mencapai suhu tertentu. Fungsinya untuk menyelesaikan tugas atau proses tertentu seperti pengeringan, pengerasan, atau perubahan kimiawi.

Setiap bata Plastiqube mengandung 1,6 kilogram sampah plastik. Mereka belum diujicobakan di gedung tetapi tes ketahanan api dan daya tahan jangka panjangnya sekarang sedang berlangsung.

Banerjee percaya Plastiqube akan bertahan lebih lama dari batu bata tanah liat tradisional, sekaligus menghilangkan sampah plastik dari lingkungan selama berabad-abad.

Kini Banerjee Diakui Banyak Orang

Ilustrasi mendapat piala penghargaan.
Ilustrasi mendapat piala penghargaan. (iStockphoto)

Inovasi Banerjee telah membuatnya diakui banyak orang. Dia bahkan menjadi finalis regional untuk 2018 Young Champions of the Earth penghargaan PBB.

Dia juga bagian dari Yunus dan Yunus Global Fellowship, yang melatih dan mendukung wirausahawan sosial muda, dan para pendiri Qube dinobatkan di antara Pengusaha Sosial "30 di bawah 30" Forbes untuk Asia.

Banerjee akan mendorong insinyur dan wirausahawan muda untuk bermimpi besar, tetapi juga berpikir dengan hati-hati tentang dampak lingkungan dari pekerjaan mereka dalam beberapa dekade mendatang.

"Saranku mulailah sesuatu sembari mempertahankan tujuan yang harus berkelanjutan dalam jangka panjang," katanya. "Coba untuk dapatkan semua perspektif, dan kemudian lakukan rencana bisnis Anda. Jangan hanya melakukannya demi menghasilkan uang darinya."

 

 

 

Reporter: Jihan Fairuzzia

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya