Liputan6.com, Jakarta - Jokowi telah mengajak Jepang untuk melakukan investasi di Natuna dan sejumlah kepulauan terluar lainnya di Indonesia.
Tak lama setelah itu, pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan dana untuk melakukan sejumlah investasi di Indonesia, termasuk di ibu kota baru di Kalimantan Timur.
Tak ingin ketinggalan, Duta Besar Republik Korea (Korea Selatan) untuk Indonesia, Kim Chang-beom pun menyampaikan bahwa Korea Selatan juga memiliki niatan yang sama yaitu untuk melakukan sejumlah investasi di tempat-tempat tersebut.
Advertisement
Di Natuna dan kepulauan terluar Indonesia, ia menyampaikan bahwa Korsel memiliki rencana investasi. Bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, pihak Korsel akan menyiapkan rencana perkembangan untuk menciptakan adanya wujud konkret dari 'sustainable development goals (SDGs)' di Natuna.
Selain itu, sudah dibangun pula Indonesia Korea Marine Technology Cooperation Research Center di kampus ITB. Dengan adanya pusat riset tersebut, penelitian tentang energi terbarukan bagi kepulauan Natuna dilakukan di sana.
"Hal itu jadi salah satu bentuk proyek yang kami lakukan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menciptakan teknologi yang cerdas," papar Chang-beom.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Investasi di Ibu Kota Baru
Selain di kepulauan Natuna, Korea Selatan juga telah diajak oleh Jokowi untuk melakukan investasi di ibu kota Indonesia yang baru, yang terletak di Kalimantan Timur. Hal itu ia sampaikan dalam kunjungannya ke Busan dalam acara KTT ASEAN-RoK.
Setelah pertemuan tersebut, kedua pemerintah telah menandatangani kerja sama dalam proses pembangunan ibu kota Indonesia yang baru.
Dengan adanya penandatanganan dokumen tersebut, kedua pemerintah sepakat untuk saling berbagi informasi mengenai pemindahan ibu kota. Belajar dari pengalaman, Korea Selatan akan melakukan tukar pendapat karena sebelumnya telah lebih dulu melakukan pemindahan ibu kota.
"Pemerintah Korea Selatan akan berbagi informasi tentang proses pemindahan ibu kota, apa yang kami pelajari, kesalahan yang kami lakukan kepada pemerintah Indonesia," ujar Chang-beom.
Namun, ia menambahkan bahwa berhubung proses pemindaha ibu kota Indonesia masih berada dalam tahap awal, maka belum ada pihak swasta yang menyatakan rencana kerja samanya dengan pemerintah Korea Selatan terkait investasi lebih lanjut.
"Kami berharap akan ada kerja sama ke depannya," tambahnya lagi.
Advertisement