Bertambah 97 Orang, Korban Virus Corona Meninggal Dunia di China Jadi 1.113

Jumlah korban meninggal dunia akibat wabah Virus Corona di daratan China telah mencapai 1.113 orang

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Feb 2020, 14:29 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2020, 14:29 WIB
Petugas kesehatan di China yang berjaga di klinik selama Virus Corona kian merebak.
Petugas kesehatan di China yang berjaga di klinik selama Virus Corona kian merebak.(Source: Chinatopix via AP File)

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah korban meninggal dunia akibat wabah Virus Corona di daratan China telah mencapai 1.113 orang, naik 97 dari hari sebelumnya. Data itu diungkap Komisi Kesehatan Nasional China pada Rabu (12/2/2020).

Di seluruh daratan China tercatat 2.015 infeksi baru terkonfirmasi pada Selasa 11 Februari, yang terendah sejak 30 Januari ketika terdapat 1.982 kasus baru terkonfirmasi.

China pekan lalu mengubah pedoman mereka dalam pencegahan dan pengendalian Virus Corona, dengan mengatakan bahwa hanya saat kasus tanpa gejala yang menunjukkan tanda-tanda klinis saja yang akan tercatat sebagai kasus terkonfirmasi.

Namun, belum diketahui pasti apakah data pemerintah sebelumnya menyertakan kasus tanpa gejala.

Jumlah kasus secara keseluruhan di daratan China menembus angka 44.653, berdasarkan data yang dirilis pada Rabu, seperti dilansir Antara.

Provinsi Hubei, yang menjadi episentrum wabah Virus Corona, melaporkan 94 kematian. Sebanyak 72 di antaranya terdeteksi di Wuhan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Nama Baru

Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)
Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)

WHO kini tidak lagi menyebut virus yang merebak di China sebagai Virus Corona Baru (novel coronavirus/nCov). Pemimpin WHO di Jenewa mengumumkan namanya sebagai Covid-19.

"Kami sekarang memiliki sebuah nama untuk penyakit #2019nCOv: Covid-19. Saya mengejanya: C-O-V-I-D garis satu sembilan. Covid-19," ujar pemipmin WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dikutip akun twitter resmi WHO, Rabu (12/2/2020). 

Menurut laporan Science Alert, WHO sebelumnya menyebut Virus Corona sebagai penyakit pernapasan akut 2019-nCov. Covid juga ternyata merupakan singkatan dari Corona Virus Disease (penyakit Virus Corona), dan 19 berarti 2019. 

Dengan kata lain, nama Covid-19 hampir tidak ada bedanya dengan 2019-nCov. Yang beda hanya singkatan dan tahunnya dipindah ke belakang.  

 

Hindari Stigma

Pekerja medis menulis nama rekan mereka pada baju pelindung untuk membantu identifikasi menyusul wabah virus corona di Rumah Sakit Zhongnan, Wuhan University, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Jumat (24/1/2020).
Pekerja medis menulis nama rekan mereka pada baju pelindung untuk membantu identifikasi menyusul wabah virus corona di Rumah Sakit Zhongnan, Wuhan University, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Jumat (24/1/2020). (Xiong Qi/Xinhua)

WHO mengatakan tidak ingin menamakan virus ini dengan embel-embel nama hewan atau negara karena tidak mau stigma. Hal itu berdasarkan panduan WHO yang terbit pada 2015. 

Sebelumnya, ada penyakit yang dinamakan sesuai daerah seperti Ebola dan Zika. Ebola ternyata nama sungai di Republik Demokrasi Kongo, sementara Zika adalah hutan di Ugana. 

Dua nama daerah itu kini sudah terlanjut melekat di publik sebagai nama penyakit mematikan. 

Selain itu, nama orang juga tidak boleh lagi menjadi nama penyakit, contohnya seperti Bell Palsy atau penyakit Alzheimer. 

Covid-19 sejatinya berasal dari kota Wuhan, China. Penularannya diduga berasal dari kelelawar atau trenggiling. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya