Liputan6.com, India - Pada hari ini, tepatnya 37 tahun lalu, ratusan orang tewas ketika pekelahian sengit terjadi menjelang pelaksanaan pemilu di Assam, India.
Meskipun di beberapa daerah potensi untuk berkomunikasi rendah dan sulit untuk memperkirakan jumlah akhir korban, saksi mata mengatakan bahwa 1.000 orang tewas dalam pemilu itu.Â
Baca Juga
Melansir dari BBC on this day, tidak sedikit desa yang dibakar, jembatan serta kantor juga menjadi sasaran untuk dibakar hingga banyak merenggut nyawa di negara bagian India timur laut itu.
Advertisement
Ratusan penduduk desa dilaporkan telah disayat dan ditombak hingga mati oleh anggota suku di sekitar wilayah Nellie. Para pemrotes anti-pemerintah telah bentrok dengan polisi dan pasukan paramiliter ketika para siswa berkampanye menentang pemilu.
Para pemrotes mengatakan bahwa hal yang bertentangan dengan mereka adalah masuknya sejumlah besar imigran ilegal dalam daftar pemilihan. Maka itu merupakan penyebab mereka melakukan aksi protes.
Surat kabar The Hindu telah menyerukan agar pemilu dibatalkan di saat adanya laporan mengenai beberapa pegawai negeri Assam telah menolak untuk melakukan tugas pemilu karena khawatir akan keselamatan mereka.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rendahnya Jumlah Partisipan Pemilu
Meskipun telah terjadi kerusuhan, Perdana Menteri India Indira Gandhi mengatakan bahwa tidak ada yang memiliki hak untuk menghentikan jalannya pemilu.
Hasil pemungutan suara di beberapa kawasan diambil alih, kotak suara dicuri, dan pemilih diintimidasi. Jumlah pemilih dikatakan rendah karena militan memperingatkan warga setempat untuk tidak pergi ke tempat pemungutan suara.
Beberapa kelompok warga Assam telah memerangi para imigran dari Bangladesh dengan menggunakan golok, bom bensin, dan batu. Menurut sebuah laporan, lebih dari 70.000 polisi dan pasukan paramiliter berusaha menjaga kondisi agar tetap terbit di tengah kerusuhan dan penjarahan di beberapa kawasan.
Beberapa orang tewas dalam bentrokan antara umat hindu dan muslim, sementara yang lain tewas ketika pasukan keamanan menembaki kerumunan. Banyak wanita dan anak-anak diperkirakan telah meninggal di daerah penanaman padi, dengan beberapa mayat ditemukan di sungai.
Sebanyak 16 desa terbakar hingga 6.000 orang kehilangan tempat tinggal, dan ribuan orang tinggal di kamp pengungsi. Selain itu, ribuan orang juga melarikan diri dari Assam ke negara tetangga Benggala Barat dan ke wilayah timur laut Arunachal Pradesh untuk menghindari kekerasan.
Â
Â
Reporter: Jihan FairuzziaÂ
Advertisement