Rusia Tegaskan Tak Sebar Teori Konspirasi Virus Corona yang Sudutkan AS

Rusia membantah tudingan AS yang menyebutkan bahwa, pihak Rusia telah menyebarkan informasi palsu terkait AS yang memulai wabah Virus Corona.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 23 Feb 2020, 13:37 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2020, 13:37 WIB
Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)
Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)

Liputan6.com, Msokow - Rusia dengan tegas membantah tuduhan bahwa mereka telah menyebarkan disinformasi terkait wabah Virus Corona (COVID-19) di media sosial.

Pejabat AS mengatakan akun yang terkait dengan Rusia, membuat klaim tidak berdasar bahwa Amerika lah yang memulai wabah virus, seperti dikutip dari BBC, Minggu (23/2/2020). 

Ribuan profil di Twitter, Facebook, dan Instagram menjajakan teori konspirasi yang menyudutkan AS, kata para pejabat itu.

Menanggapi tuduhan itu, kementerian luar negeri Rusia menolak tudingan mereka dan menyebut itu "palsu".

"Ini adalah cerita palsu yang disengaja," kata juru bicara kementerian luar negeri Maria Zakharova, kepada kantor berita Rusia Tass.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tudingan Sebar Teori Konspirasi

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova (VOA Indonesia)
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova (VOA Indonesia)

Sebelumnya, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, Philip Reeker, "memfitnah" para aktor Rusia yang berusaha untuk menaburkan disinformasi tentang asal-usul Virus Corona.

Salah satu teori konspirasi yang beredar online dalam beberapa bahasa, menuduh bahwa virus tersebut adalah upaya untuk mengobarkan "perang ekonomi terhadap China".

"Dengan menyebarkan disinformasi tentang Virus Corona, aktor jahat Rusia sekali lagi memilih untuk mengancam keselamatan publik dengan mengalihkan perhatian dari respon kesehatan global," Phillip Reeker, penjabat asisten sekretaris negara untuk Eropa dan Eurasia, mengatakan kepada kantor berita AFP.

Unggahan di sosial media itu juga menuduh salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates, terlibat dalam wabah tersebut.

Menurut kantor berita AFP, kampanye disinformasi diidentifikasi oleh monitor AS pada pertengahan Januari, tak lama setelah kematian ketiga dari Virus Corona baru diumumkan.

"Dalam hal ini, kami dapat melihat ekosistem disinformasi penuh mereka berlaku, termasuk TV negara, situs web proxy, dan ribuan media sosial palsu semua mendorong tema yang sama," kata Lea Gabrielle, kepala Global Engagement Departemen Luar Negeri AS Pusat.

Akun-akun sebelumnya telah diidentifikasi untuk berbagi pesan yang didukung Rusia pada acara-acara seperti demonstrasi di Chili dan perang di Suriah. Diduga akun itu dijalankan oleh manusia.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan klaim itu membuat beberapa negara di Afrika dan Asia curiga terhadap tanggapan Barat.

TV Rusia juga melaporkan bahwa para elit Barat, terutama AS lah, yang harus disalahkan.

Salah satu jaringan TV utama negara itu, Channel One, telah meluncurkan slot reguler yang didedikasikan untuk teori konspirasi Virus Corona pada program berita malam utamanya.

Teori konspirasi juga banyak ditampilkan di acara bincang-bincang politik utama Channel One. Ia menyarankan bahwa berbagai pelaku Barat - perusahaan farmasi, AS atau agennya - entah bagaimana terlibat dalam membantu menciptakan atau menyebarkan virus, atau setidaknya dalam menyebarkan kepanikan tentang hal itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya