Baru Ditemukan, Ini Bintang Paling Cepat di Galaksi Bima Sakti

Bintang tersebut memiliki perkiraan kecepatan rotasi 540 kilometer per detik.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 10 Apr 2020, 19:10 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2020, 19:10 WIB
Galaksi Bimasakti
Galaksi melengkung dengan bintang-bintang muda (Cepheids) dalam cakramnya, seperti yang disimpulkan dari Bimasakti Cepheids. (Kredit: J. Skowron / OGLE / Observatorium Astronomi, University of Warsawa)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang astronom China berhasil menemukan bintang yang berotasi paling cepat di galaksi Bima Sakti. Temuan itu berdasarkan data dari Large Sky Area Multi-Object Fiber Spectroscopic Telescope (LAMOST) yang terletak di Xinglong, Provinsi Hebei, China utara.

Diberi nama LAMOST J040643.69+542347.8, bintang tersebut memiliki perkiraan kecepatan rotasi 540 kilometer per detik, atau sekitar 100 kilometer per detik lebih cepat dari pemegang rekor sebelumnya, bintang HD 191423.

Dengan menganalisis spektrum bintang tersebut, Li Guangwei, Associate Researcher di Observatorium Astronomi Nasional di Akademi Ilmu Pengetahuan China, menemukan bahwa bintang itu sebagai bintang berukuran besar dengan suhu tinggi.

"Bintang tersebut memiliki bentuk bulat tidak sempurna karena kecepatan putarannya yang luar biasa, dengan radius khatulistiwanya lebih panjang dari jari-jari kutubnya, yang menghasilkan gravitasi lebih tinggi di wilayah kutub dan gravitasi lebih rendah di sekitar khatulistiwa," ungkap Li, seraya menambahkan bahwa suhu di kedua kutub lebih tinggi ketimbang di khatulistiwa.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Berasal dari Sistem Biner

Ketika Cahaya Bintang Berpadu Dengan Muntahan Lahar Gunung Sinabung
Pemandangan saat Gunung Sinabung memuntahkan lahar dan langit diterangi cahaya bintang di Karo, Sumatera Utara (28/12). Gunung Api Sinabung yang masih berstatus awas level empat kembali erupsi pada Rabu (27/12) sore. (AFP/Lana Priatna)

Dia juga menemukan bahwa bintang ini, yang terletak sekitar 30.000 tahun cahaya dari matahari, bergerak menjauh dari tempat lahirnya dengan kecepatan 120 kilometer per detik. Hal tersebut menyiratkan bahwa bintang tersebut kemungkinan berasal dari sistem biner.

"Bintang tersebut berputar dengan cara mengumpulkan material-material dari bintang lainnya di sistem biner, dan kemudian dilepas ketika ledakan supernova terjadi pada akhir kehidupan bintang tersebut," kata Li.

Penemuan ini baru-baru ini diterbitkan di Astrophysical Journal Letters, seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (10/2/2020).

Selesai pada 2008, LAMOST, teleskop Schmidt yang memantulkan kuasi-meridian khusus, memulai survei reguler pada 2012 dan dapat mengamati sekitar 4.000 benda langit pada saat bersamaan. Teleskop tersebut membantu para ilmuwan China membangun bank data spektrum bintang terbesar di dunia.

Spektrum merupakan kunci bagi para astronom untuk membaca komposisi kimia, kepadatan, atmosfer, dan magnetisme benda-benda angkasa.

Dari spektrum yang dikumpulkan oleh LAMOST, para astronom menemukan beberapa bintang yang tidak biasa dan mempelajari struktur dari galaksi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya