24-4-1967: Kosmonaut Uni Soviet Tewas dalam Misi Antariksa Soyuz 1

Kolonel Vladimir Komarov kosmonot yang berpengalaman, pada penerbangan keduanya telah menyelesaikan semua eksperimennya dengan sukses sebelum kembali ke Bumi.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 24 Apr 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2020, 06:00 WIB
Ilustrasi astronot
Ilustrasi astronot (NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Tepat hari ini pada 1967, Uni Soviet mengumumkan kegagalan besar misi antariksanya, dengan jatuhnya Soyuz 1 dan kematian kosmonaut di dalamnya.

Dikutip dari laman BBC, Rabu (22/4/2020), Kolonel Vladimir Komarov (40) adalah korban pertama yang diketahui dari penerbangan antariksa itu.

Dia adalah seorang kosmonaut yang berpengalaman, pada penerbangan keduanya telah menyelesaikan semua eksperimennya dengan sukses sebelum kembali ke Bumi.

Namun dalam beberapa detik pendaratan, tepat setelah dia kembali memasuki atmosfer Bumi, tali parasut yang dimaksudkan untuk memperlambat turunnya tampaknya menjadi kusut.

Pesawat ruang angkasa itu jatuh ke Bumi dari ketinggian. Kemungkinan besar Kolonel Komarov meninggal seketika karena benturan.

Setelah dinyatakan wafat, ia dianugerahi anumerta dengan Bintang Emas kedua kepahlawanan dan abunya akan dimakamkan di dinding Kremlin -- salah satu penghargaan tertinggi yang diberikan kepada warga negara Uni Soviet.

Berita kematian Kolonel Komarov disambut dengan penyesalan dan keprihatinan Amerika Serikat. Kepala program luar angkasa AS, James Webb, menyerukan kerjasama yang lebih besar dalam eksplorasi antariksa.

Tim yang terdiri dari 47 astronaut yang bekerja di Houston, Texas mengirim telegram belasungkawa kepada rival mereka di Uni Soviet.

Soyuz 1 dikenal sebagai jenis pesawat ruang angkasa yang baru dan lebih berat. Pesawat ini dibuat sebagai bagian dari upaya Soviet untuk mendaratkan manusia di Bulan, dan Kolonel Komarov telah direncanakan untuk mengujinya.

Para ahli mempertanyakan mengapa Kolonel Komarov tidak menggunakan sistem ejeksi untuk keluar dari pesawat ruang angkasa. Komarov juga diketahui menderita masalah jantung.

 

Simak video berikut ini:

Sejarah Lain di Hari yang Sama

Wisata Edukasi di Museum Konferensi Asia-Afrika Bandung
Tak hanya menyimpan diorama masa lalu, Musem KAA menyimpan kisah bagaimana Indonesia berperan penting dalam perdamaian dunia.

Peristiwa lainnya yang terjadi pada 24 April, tepatnya tahun 1955 adalah Konferensi Asia Afrika ditutup dengan hasil mendukung kedamaian dan kerja sama dunia, tertuang dalam Dasasila Bandung.

Selain itu, pada 24 April tahun 1898, Spanyol mendeklarasikan perang melawan Amerika Serikat, sebagai penolakan terhadap ultimatum untuk mundur dari Kuba.

Kemudian pada 24 April 1975, terjadi ketegangan di Kedutaan Jerman Barat di Stockholm, Swedia, berakhir dengan kekerasan. Setidaknya, tiga orang tewas dalam peristiwa tersebut.

Kejadian yang dimaksud adalah enam anggota Baader-Meinhof menahan 11 orang sandera, termasuk di antaranya Duta Besar Jerman untuk Swedia, Dietrich Stoecher. Mereka ditawan nyaris 12 jam. 

Keenam anggota Baader-Meinhof itu adalah Karl-Heinz Dellwo, Siegfried Hausner, Hanna-Elise Krabbe, Bernhard Rössner, Lutz Taufer dan Ulrich Wessel. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya