Liputan6.com, Jakarta- Pengumuman exoplanet berbatu yang baru selalu menarik. Exoplanet berbatu yang telah ditemukan ini, jauh lebih kecil dan mengorbit pada jarak seperti Bumi dari bintangnya.
Jaraknya adalah 24.722,65 tahun cahaya jauhnya dari Bumi yang bisa menjadikannya planet galaksi Bimasakti paling jauh yang pernah ditemukan.Â
Baca Juga
Sebagian besar exoplanet yang dikenal telah terdeteksi menggunakan salah satu dari dua metode. Terdapat metode transit, yang mendeteksi planet-planet yang berbasis pada kemiringan sangat kecil dalam cahaya bintang ketika sebuah exoplanet lewat di depannya.
Advertisement
Kemudian terdapat metode wobble, yang mendeteksi goyangan sangat kecil yang diberikan pada bintang oleh pengaruh gravitasi sebuah exoplanet.
Tetapi terdapat metode ketiga yang didasarkan prediksi relativitas umum yaitu gravitasi mikro, seperti dikutip dari Science Alert, Rabu (13/5/2020).
Saksikan Video Berikut Ini:
Analisa Kurva Cahaya
Astronom dapat menganalisis kurva cahaya dari peristiwa microlensing untuk menentukan parameter sistem.
Astronom Antonio Herrera Martin dari Universitas Canterbury di Selandia Baru, menjelaskan, "untuk memiliki gagasan tentang kelangkaan pendeteksian, waktu yang diperlukan untuk mengamati pembesaran karena bintang induknya sekitar lima hari, sementara planet ini terdeteksi hanya selama distorsi lima jam kecil."
Peristiwa microlensing itu disebut sebagai OGLE-2018-BLG-0677 yang secara independen diamati oleh dua percobaan yang berbeda, Optical Gravitational Lensing Experiment (OGLE), dan Early Warning System, juga Korea Microlensing Telescope Network (KMTNet).
Bintang yang mengorbit exoplanet tersebut sangat kecil, hanya 0,12 kali massa Matahari dan jarak orbit antara planet dan bintang adalah antara 0,63 dan 0,72 unit astronomi - sekitar jarak Venus dari Matahari. Tetapi karena bintang itu sangat kecil, planet ini bergerak dengan lambat. Satu tahun disana sekitar 617 hari.
Meskipun begitu, belum diketahui apakah exoplanet tersebut dapat dihuni dalam waktu dekat.
Advertisement