Pesawat Antariksa Solar Orbiter Lintasi Ekor Komet ATLAS, Apa yang Terjadi?

Adanya Peluang baru yang menakjubkan dari pesawat ruang angkasa Solar Orbiter saat melintasi ekor Komet ATLAS.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 15 Mei 2020, 20:10 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2020, 20:10 WIB
Ilustrasi komet
Ilustrasi komet (NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat ruang angkasa Solar Orbiter secara kebetulan melewati ekor Komet ATLAS pada akhir Mei atau awal Juni 2020. Pesawat ruang angkasa hasil kemitraan antara NASA dan European Space Agency (ESA) itu pun memiliki peluang baru untuk mempelajari puing-puing Komet ATLAS.

Pesawat ruang angkasa Solar Orbiter sedianya dirancang untuk fokus pada Matahari. Namun, ternyata instrumen yang dibawanya juga dapat mengumpulkan informasi berharga tentang ekor Komet ATLAS.

Pada 28 Desember 2019, astronom pertama kali melihat benjolan es yang secara resmi dijuluki C / 2019 Y4 yang sekarang dikenal sebagai Komet ATLAS dengan menggunakan observatorium di Hawaii yang disebut Asteroid Terestrial-impact Last Alert System.

Namun, pada April 2020, Komet ATLAS mulai berantakan. Menurut foto-foto yang diambil Hubble Space Telescope pada akhir bulan, komet itu menjadi lebih dari setengah lusin bagian.

Pada 9 Februari 2020, Solar Orbiter diluncurkan pada sebuah misi untuk mengukur partikel bermuatan tinggi yang disebut plasma di atmosfer luar matahari dan untuk mengambil gambar kutub matahari, seperti dikutip dari Space.com, Jumat (15/5/2020).

Saksikan Video Berikut Ini:

Akan Bertemu Kembali

Antariksa
Foto angkasa luar yang ditangkap oleh teleskop angkasa luar milik NASA, Hubble. (ESA/Hubble/NASA/RELICS)

Berdasarkan hitungan para ilmuwan, pada 31 Mei atau 1 Juni, Solar Orbiter dapat melintasi bagian luar ion Komet ATLAS, di mana partikel bermuatan mengalir dari gas komet terionisasi matahari.

Kemudian, pada 6 Juni, Solar Orbiter akan melewati bidang debu yang ditinggalkan Komet ATLAS sekitar 2,5 pekan sebelumnya.

Jika Solar Orbiter berhasil menangkap data dari pertemuan dengan Komet ATLAS tersebut, pengamatan pada komet yang cepat dan dekat di ruang angkasa mungkin dapat terjadi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya