Liputan6.com, Dhaka - Lima orang tewas di sebuah rumah sakit terkemuka Bangladesh pada Rabu 27 Mei, setelah kebakaran melanda unit isolasi pasien Virus Corona COVID-19.
Kebakaran terjadi di lingkungan mewah Gulshan di Dhaka dan terjadi ketika negara itu menghadapi peningkatan jumlah kasus Virus Corona COVID-19.
Advertisement
Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (28/5/2020), pejabat pemadam kebakaran, Kamrul Hasan, mengatakan bahwa kebakaran dimulai ketika sebuah AC meledak di sebuah gudang milik Rumah Sakit tersebut.
Bangladesh’s United Hospital fire under control pic.twitter.com/Yys3PMiFVK
— Abu Sufian (@sufian_reporter) May 27, 2020
"Tim pemadam kebakaran telah mengendalikan api dalam waktu sekitar satu jam. Lima orang tewas karena lemas akibat kebakaran," kata Hasan.
Kobaran api dengan cepat melaju melalui unit tersebut karena adanya barang-barang yang mudah terbakar seperti pembersih, kata wakil komisaris polisi Dhaka Sudip Kumar Chakraborty.
"Tiga dari mereka yang telah meninggal adalah pasien COVID-19 dan dua lainnya adalah negatif COVID-19," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Melalap Unit Isolasi
Polisi mengatakan kebakaran itu terjadi pada pukul 9.48 siang waktu Bangladesh (1548 GMT) dan segera menelan unit isolasi, yang dibangun berdekatan dengan rumah sakit dalam beberapa pekan terakhir untuk merawat pasien yang menderita Virus Corona COVID-19.
Seorang dokter di rumah sakit mengatakan bahwa para pasien mengalami kepanikan ketika api mulai menyebar.
"Kami sudah sangat stres di tempat kerja dan api hanya menambah kepusingan kami," katanya, berbicara dengan syarat anonim.
"Alhamdulillah mereka mengendalikan api sebelum mencapai gedung rumah sakit utama. Jika tidak, itu akan menjadi bencana," tambahnya.
Pandemi COVID-19 semakin memburuk di Bangladesh dalam beberapa minggu terakhir, dengan jumlah kematian mencapai 544 dan hampir 40.000 orang terinfeksi.
Pemerintah minggu ini memerintahkan sebagian besar rumah sakit milik pemerintah untuk merawat pasien COVID-19.
Sebelumnya hanya segelintir rumah sakit umum dan swasta yang dipilih untuk menangani virus.
Para ahli kesehatan mengatakan jumlah kasus aktual dan kematian di Bangladesh kemungkinan jauh lebih tinggi, dan angka pemerintah terbatas karena tingkat pengujian yang rendah.
Advertisement