Liputan6.com, Baghdad- Sebuah roket menyerang area Zona Hijau di Baghdad, yang merupakan lokasi dari Kedutaan Besar AS, hingga mengenai sebuah rumah warga dan melukai seorang anak, kata Militer Irak pada Minggu 5 Juli 2020 waktu setempat.
Sistem pertahanan udara C-RAM yang baru saja dipasang oleh kedutaan itu mungkin berusaha untuk mencegat roket tersebut ketika sistem itu beroperasi pada Sabtu malam 4 Juli, menurut para pejabat Irak seperti dikutip dari Associated Press, Senin (6/7/2020).
Baca Juga
Selain itu, baru-baru ini, serangkaian serangan roket juga sempat melanda area dekat Kedutaan Besar AS dan menargetkan pasukan Amerika di pangkalan-pangkalan Irak.
Advertisement
Keterangan dari para pejabat itu didapat dengan syarat anonimitas sesuai dengan peraturan.
Menurut pernyataan dari Militer Irak tersebut, roket diluncurkan pada 4 Juli dari kawasan Ali Al-Saleh di Baghdad mendarat di sebelah sebuah rumah yang berdekatan dengan stasiun TV lokal.
Karena serangan itu, seorang anak yang rumahnya rusak dan terluka dilaporkan mendapati lukanya dibagian kepala.
Pasukan keamanan Irak mengatakan mereka juga sempat menggagalkan serangan lain di Umm al-Azam, wilayah utara Baghdad, yang bertujuan untuk menyerang Camp Taji.
Camp Taji diketahui merupakan sebuah pangkalan pelatihan yang digunakan oleh pasukan koalisi yang dipimpin AS.
Saksikan Video Berikut Ini:
Serangan Sebelumnya
Pada Maret 2020, rangkaian serangan roket di Camp Taji menewaskan dua orang berkewarganegaraan Amerika dan satu tentara Inggris.
Serangan terbaru dikatakan muncul tak lama sebelum Irak memulai pembicaraan strategis dengan AS di mana kehadiran pasukan Amerika di negara tersebut diharapkan akan menjadi agenda utama.
Serangan yang terjadi baru-baru ini pun menuai kritik dari AS terhadap pemerintah federal Irak.
Mereka disebut tidak dapat memerintah dalam kelompok-kelompok milisi yang didukung Iran yang diyakini sedang mengatur serangan dengan para pejabat AS yang mengatakan bahwa Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi telah berjanji untuk melindungi instalasi Amerika dari serangan.
Pada pekan lalu, pasukan keamanan Irak dilaporkan menggerebek markas paramiliter yang didukung Iran yaitu Kataib Hezbollah, dan menahan 14 orang yang diduga bertanggung jawab atas serangan roket yang menargetkan Zona Hijau.
13 tahanan kemudian dibebaskan dan satu lagi masih ditahan.
Langkah tersebut mendapatkan respon pujian dari AS, tetapi juga dengan kecaman dari faksi-faksi politik yang didukung Iran di Irak.
Menurut para pejabat Irak, Kedutaan Besar AS mulai menguji sistem pertahanan udara baru pada 4 Juli.
Sebuah pernyataan pemerintah menyampaikan, Ini mendapat kecaman dari Wakil Ketua Parlemen Hassan al-Kaabi, yang meminta pemerintah untuk mengambil tindakan terhadap langkah "ilegal" yang akan "memprovokasi rakyat Irak."
Advertisement