Calonkan Diri Jadi Presiden AS, Mungkinkah Kanye West Menang?

Pencalonan Kanye West sebagai presiden AS pada pilpres tahun ini menimbulkan banyak spekulasi.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 06 Jul 2020, 14:55 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2020, 14:55 WIB
Kanye West siap maju sebagai calon Presiden AS (AP/Matt Styles)
Kanye West siap maju sebagai calon Presiden AS (AP/Matt Styles)

Liputan6.com, Washington D.C - Pencalonan seorang artis kenamaan Holywood sebagai presiden Amerika Serikat mengejutkan banyak pihak.

Jika Kanye West serius untuk mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat, rapper ternama tersebut akan menghadapi hambatan besar untuk melancarkan kampanyenya dalam kurun waktu kurang dari empat bulan sebelum pemilihan presiden AS pada 3 November. Demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (6/7/2020). 

West, yang menulis dalam akun Twitternya pada 4 Juli bahwa ia akan mencalonkan diri, harus bekerja cepat untuk mendapatkan namanya dalam pemungutan suara bersama Presiden Donald Trump, seorang calon dari partai Republik dan calon presiden Demokrat Joe Biden, di seluruh 50 negara bagian dan distrik. 

Sebelumnya menjadi salah satu pendukung Trump dari kalangan selebriti, Kanye West akan memiliki dua rute untuk melakukannya. 

"Dia dapat mencoba mendapatkan dukungan dari partai politik yang lebih kecil," kata James McCann, seorang ilmuwan politik di Purdue University di West Lafayette, Indiana.

Tanpa partai yang membantunya mendapatkan suara, opsi lain adalah mencoba tampil sebagai kandidat independen.

Tetapi tenggat waktu untuk mendaftar dengan cara tersebut telah lewat di beberapa negara bagian, termasuk New Mexico dan North Carolina.

Mendapatkan surat suara sebagai kandidat independen juga akan membutuhkan staf atau sukarelawan untuk dengan cepat mengumpulkan puluhan ribu tanda tangan di seluruh sebelum periode pendaftaran lainnya ditutup pada bulan Agustus dan September. Belum lagi, hal tersebut menjadi lebih sulit akibat pandemi Virus Corona COVID-19.

"Sulit melihat Kanye West melakukan operasi lapangan," kata McCann, menambahkan bahwa opsi lain baginya adalah meminta para pendukung untuk menuliskan namanya di surat suara.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Belum Penuhi Persyaratan

Kanye West bertemu Donald Trump
Rapper Kanye West saat bertemu dengan Presiden AS, Donald Trump di Oval Office, Gedung Putih, Kamis (11/10). West mengenakan topi bertuliskan slogan yang kerap digaungkan Trump, yakni "Make America Great Again". (AP/Evan Vucci)

Tidak jelas apakah West, yang juga dikenal karena pernikahannya dengan artis ternama Kim Kardashian telah mengajukan dokumen resmi untuk meju dalam pemungutan suara pemilihan. 

West sebelumnya telah mengumumkan rencana untuk mencalonkan diri sebagai presiden tanpa melakukan hal itu. 

Kanye West telah menjadi berita utama selama kunjungan ke Gedung Putih pada Oktober 2018 ketika dia menyampaikan pidato yang kasar dan sumpah serapah di mana dia membahas alam semesta alternatif dan diagnosis gangguan bipolar.

Tiga minggu kemudian, dia berkata bahwa dia akan menjauhkan diri dari politik dan bahwa dia yakin telah terbiasa menyebarkan pesan yang tidak dia percayai.

Bahkan dengan kampanye serius, West tidak akan mungkin memperoleh lebih dari beberapa poin persentase suara, mengupas jumlah suara yang sama dari Trump dan Biden, kata Larry Sabato, direktur Pusat Politik Universitas Virginia.

"Dia masih harus menempuh jalan panjang untuk meyakinkan kita bahwa dia serius," kata Sabato.

Kandidat terbaru untuk melakukan upaya signifikan dalam meluncurkan kampanye presiden beberapa bulan sebelum pemilihan adalah Evan McMullin, seorang mantan agen Central Intelligence Agency (CIA) yang mengumumkan tawarannya pada Agustus 2016. McMullin hanya muncul pada pemungutan suara di 11 negara bagian, menerima 0,53 persen suara rakyat.

"Ada cara untuk mencalonkan diri sebagai orang luar tetapi sulit dan mahal, dan saya pikir West, atau orang lain, telah melewatkan peluang mereka untuk memiliki dampak yang berarti," kata Nathan Gonzales, editor Inside Elections, yang menyediakan analisis kampanye non-partisan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya