Liputan6.com, Tokyo - Taman bermain Fuji-Q Highland, di Tokyo baru buka bulan lalu setelah sempat ditutup akibat penyebaran Virus Corona COVID-19 di Jepang.
Aturan baru diterapkan oleh pengelola Fuji-Q Highland. Pihak taman bermain meminta pengunjung jangan berteriak ketika naik roller coaster, agar mencegah droplets atau cairan tubuh manusia keluar saat berteriak.
Baca Juga
Mereka memohon para pengunjungnya untuk berteriak dari dalam hati saja, seperti yang dikutip dari BBC, Jumat (10/7/2020).
Advertisement
Taman bermain Jepang yang terletak di dekat kota Tokyo ini juga mengajak para pengunjungnya untuk memberikan wajah serius ketika difoto di atas roller coaster itu.
Mereka dapat membagikan foto dengan tagar #KeepASeriousFace, dan mereka yang terpilih dapat bermain di Fuji-Q Highland dengan gratis.
今日は夫婦で心の中で絶叫❗️いろんな疲れやストレスが吹っ飛びました。FUJIYAMAよ…またいつか会いに行くから、待っててね❗️ #真顔チャレンジ pic.twitter.com/qY84W2D4jg
— はると (@E2MMiCmqSNMrDxR) July 5, 2020
Saksikan juga Video Ini:
Tantangan Hingga 17 Juli
Tantangan ini akan berakhir sampai 17 Juli, jadi jika Anda berada di Jepang dan dapat memasang wajah serius dalam keadaan apa pun - sekarang adalah kesempatan Anda.
Tak hanya larangan berteriak, para pengunjung juga harus menggunakan masker saat mengunjungi Fuji-Q Highland di masa pandemi Virus Corona COVID-19. Namun tidak ada hukuman bagi mereka yang berteriak.
Beberapa tindakan itu adalah cara Fuji-Q Highland menunjukan bahwa keamanan pengunjung adalah prioritas utamanya, dan agar para pengunjung dapat menemukan keberanian untuk berkunjung kembali setelah lockdown terkait Virus Corona jenis baru.
Untuk membuktikan kepada orang-orang bahwa mereka dapat naik roller coaster tanpa berteriak, dua esekutif Fuji-Q Highland naik roller coaster itu tanpa berteriak.
Dalam video itu pun ada orang yang menggunakan setelan jas yang dapat membetulkan maskernya secara tenang di atas roller coaster yang naik turun itu. Selama berbulan-bulan Jepang telah memiliki kasus COVID-19 yang cukup rendah, meski baru-baru ini ada peningkatan kasus.
Negara tersebut telah melaporkan lebih dari 20.000 kasus positif Virus Corona COVID-19 dan jumlah kematian 982, menurut Universitas Johns Hopkins.
Reporter: Yohana Belinda
Advertisement