Usai Ledakan di Beirut Lebanon, 5 Negara Penyimpan Amonium Nitrat Ini Jadi Sorotan

Termasuk zat berbahaya dan butuh pengawasan ketat, sejumlah tempat penyimpanan Amonium Nitrat di dunia ini jadi sorotan setelah ledakan di Beirut Lebanon.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Agu 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2020, 21:00 WIB
Kerusakan Akibat Ledakan Besar di Beirut Lebanon
Asap hitam mengepul dari lokasi ledakan yang menghantam pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020). Ledakan dahsyat yang sedikitnya 73 orang dan ribuannya lainnya terluka itu meratakan hampir seluruh bangunan di sekitar Pelabuhan dan menyebabkan bangunan luluh lantak. (AP Photo/Hussein Malla)

Liputan6.com, Jakarta - Amonium Nitrat adalah bahan kimia yang kerap kali digunakan untuk pupuk atau bahan peledak tambang. Lokasi dari penyimpanan juga dirahasiakan karena berpotensi dapat digunakkan untuk membuat bom. 

Baru-baru ini, ledakan dahyat di Beirut disebut akibat Amonium Nitrat, setidaknya 220 orang dilaporkan meninggal akibat kejadian tersebut.

Menyusul kehancuran yang disebabkan ledakan yang disebut dari amonium nitrat di pelabuhan Beirut, muncul kekhawatiran secara global tentang penyimpanan zat kimia tersebut.

Bahan kimia ini banyak digunakan di seluruh dunia, tapi ada peraturan ketat tentang di mana bisa disimpan dan untuk berapa lama. Selain lokasi penyimpanan yang dirahasiakan.

Berikut adalah beberapa negara yang memiliki penyimpanan Amonium Nitrat, seperti dikutip dari BBC, Selasa (11/8/2020): 


1. India

Ilustrasi bendera India (AFP Photo)
Ilustrasi bendera India (AFP Photo)

Hampir 740 ton dalam 37 kontainer Amonium Nitrat ini ada di India.

Lokasi penyimpanan ini terletak 700 meter dari permukiman warga dan 20 km dari Chennai, salah satu kota besar di India.

Amonium Nitrat ini telah disimpan selama lima tahun di negara bagian selatan Tamil Nadu. Pemerintah setempat tengah berjuang secara hukum melawan perusahaan yang mengimpornya dari Korea Selatan pada tahun 2015, yang mengklaim untuk tujuan pertanian.

Amonium Nitrat di India ini ditolak oleh bea cukai, dan investigasi menemukan bahwa perusahaan tidak memiliki lisensi yang valid. Lalu menjualnya ke invidu swasta yang tak dikenal dan perusahaan yang terlibat dalam pertambangan.

Sebagian kecil Amonium Nitrat ini dibuang setelah rusak akibat banjir pada 2015.

Dan 697 ton sisanya kini telah dilelang dan diangkut ke negara bagian tetangga Telangana.


2. Yaman

Banjir Yaman Hancurkan 4 Bangunan Bersejarah di Kota Tua Sana'a
Foto pada 9 Agustus 2020 menunjukkan bangunan bersejarah yang sebagian runtuh akibat hujan tanpa henti di Kota Tua Sanaa, Yaman. Hujan dan banjir bandang di Yaman menghancurkan empat bangunan serta merusak 30 lainnya di situs Warisan Dunia UNESCO Kota Tua Sanaa. (Xinhua/Mohammed Mohammed)

Jaksa Agung di Yaman telah memerintahkan investigasi kepada media yang melaporkan bahwa ada 100 kontainer Amonium Nitrat yang disimpan di pelabuhan selatan Aden

Menurut laporan, bahan kimia itu diimpor tiga tahun yang lalu dan disita oleh pasukan pimpinan Saudi yang mendukung pemerintah yang diakui PBB.

Gubernur Aden Tariq Salam, mengatakan: "Pasukan yang dikerahkan di pelabuhan ini bertanggung jawab untuk menyimpan kargo berbahaya ini, yang diperkirakan termasuk 4.900 ton amonium nitrat yang disimpan di 130 kontainer pengiriman."

Tetapi Perusahaan Pelabuhan Aden Teluk Yaman mengatakan kontainer itu sebenarnya digunakan untuk menyimpan "urea organik, yang digunakan untuk pupuk pertanian".

"Mereka bukan bahan peledak atau radioaktif," katanya.

"Dan tidak dilarang untuk mengelola atau menyimpannya."


3. Irak

Kurdi Desak Pemerintah Irak Gelar Referendum
Warga Kurdi Irak berkumpul sambil mengibarkan bendera Kurdi saat melakukan aksi untuk meminta referendum kemerdekaan di Arbil, Irak utara (13/9). (AFP Photo/SAfim Hamed)

Pemerintah Irak juga telah memerintahkan peringatan segera mengenai bahan berbahaya itu di sejumlah pelabuhan dan bandara, dan menemukan Amonium Nitrat yang telah disimpan di bandara internasional Baghdad. 

Seorang pejabat militer menuliskan pada Twitternya pada 9 Agustus lalu bahwa Direktorat Teknik Militer Kementerian Pertahanan Irak dengan aman telah memindahkan bahan berbahaya tersebut dari bandara internasional Baghdad ke gudang Direktorat Teknik Militer.


4. Australia

Bendera negara Australia - AFP
Bendera negara Australia - AFP

Jauh sebelum ledakan yang teradi di Beirut, orang-orang di Newcastle, New South Wales meminta agar simpanan Amonium Nitrat yang ada di jarak 3 km dari pusat kota untuk dipindahkan atau dikurangi. 

Tapi Orica, sebuah perusahaan yang memasok bahan peledak ke industri pertambangan, mengatakan bahan peledak itu disimpan dengan aman di tempat yang "tahan api dan dibangun secara khusus dari bahan yang tidak mudah terbakar".

Dan pengawas keselamatan tempat kerja Australia Selatan, SafeWork SA, mengatakan Amonium Nitrat disimpan di 170 lokasi yang diatur dan dipantau ketat di seluruh wilayah.


5. Inggris

Resmi, Inggris Keluar dari Uni Eropa
Bendera Inggris berkibar dengan latar Istana Westminster terlihat di London, Sabtu, (1/2/2020). Mulai 1 Februari 2020 ini, Inggris secara resmi telah meninggalkan Uni Eropa (UE) setelah lebih dari tiga tahun referendum yang membuat negara itu terpecah belah. (AP Photo/Alastair Grant)

Sebuah investigasi dilakukan mengenai penyimpanan Amonium Nitrat yang ada di Lincolnshire, Immingham, dan beberapa pelabuhan lainnya yang ada di daerah Humber. 

Associated British Ports (ABP), yang menjalankan situs tersebut, mengatakan pelabuhan Inggris harus mengikuti peraturan ketat dan memastikan zat berbahaya itu disimpan dan ditangani dengan aman.

Sementara itu, sebuah perusahaan yang berbasis di Pelabuhan Portsmouth, Portico, telah menarik pendaftaran mereka untuk menyimpan amonium nitat, dan mengatakan bahwa bahan kimia tersebut tidak akan dimasukan ke daerah tersebut. 

Meski pernyataan itu muncul setelah ledakan di Beirut, perusahaan tersebut mengatakan mereka memiliki alasan bisnis untuk menolak itu. 

Ketua Asosiasi Koordinasi Penanganan Kargo Internasional, Richard Brough, mengatakan Amonium Nitrat "diatur karena masuk dalam daftar zat berbahaya".

"Dengan sendirinya, itu zat yang relatif aman," katanya.

"Tapi yang menjadi masalah adalah saat terkontaminasi, misalnya dengan minyak."

Reporter: Yohana Belinda

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya