Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Jerman akan mulai menyuntikkan vaksin COVID-19 ke warganya paling cepat pada Desember 2020. Hal itu diungkapkan Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn.
"Ada alasan untuk merasa optimistis bahwa akan ada persetujuan vaksin di Eropa tahun ini," kata Spahn saat wawancara bersama grup penerbitan Redaktions Netzwerk Deutschland.
Baca Juga
"Dan kemudian kami dapat memulainya saat ini," imbuhnya.
Advertisement
Spahn mengatakan, dirinya telah meminta negara bagian federal Jerman untuk menyediakan pusat vaksinasi COVID-19 pada pertengahan Desember dan bahwa ini berjalan dengan mulus.
"Saya lebih memilih menyediakan pusat vaksinasi dalam beberapa hari lebih awal ketimbang vaksin yang disetujui yang tidak langsung digunakan."
Jerman mengamankan lebih dari 300 juta dosis vaksin COVID-19 melalui Komisi Eropa, opsi bilateral dan kontrak, kata Spahn seperti dikutip dari Antara, Selasa (24/11/2020). Menurutnya, ini lebih dari cukup dan bahkan tersisa untuk berbagi dengan negara lain.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Inggris
Badan kesehatan nasional Inggris (NHS) menyatakan siap untuk memulai program vaksinasi COVID-19 pada Desember 2020, jika disetujui oleh regulator --kata sekretaris kesehatan negara itu.
Berbicara pada konferensi pers di Downing Street pada Jumat 20 November 2020, Sekretaris NHS Matt Hancock mengungkapkan bahwa pemerintah sekarang telah mengambil "langkah pertama" untuk mengesahkan otorisasi penggunaan vaksin COVID-19 di Inggris.
Para menteri telah secara resmi meminta Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan (MHRA) untuk menilai vaksin Pfizer / BioNTech untuk digunakan di Inggris, demikian seperti dikutip dari Sky News, Minggu (22/11/2020).
Vaksin hasil kerja sama perusahaan Amerika Serikat dan Jerman itu telah menunjukkan tingkat kemanjuran 95 persen dalam studi klinis fase 3.
Pada rentang waktu yang sama, Pfizer / BioNTech juga telah mengajukan proposal pengesahan otorisasi darurat penggunaan vaksin kepada regulator Amerika Serikat, agar vaksin bernama BNT162b2 itu bisa didistribusikan ke populasi COVID-19 berisiko tinggi.
Ketua dan CEO Pfizer Albert Bourla menyebut pengajuan itu sebagai "hari bersejarah bagi sains".
"Dengan kebanggaan dan kegembiraan yang besar, dan bahkan sedikit lega, saya dapat mengatakan bahwa permintaan kami untuk otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin COVID-19 potensial kami sekarang ada di tangan FDA (Food and Drug Administration)," katanya dalam sebuah pernyataan.
Di Inggris, Sekretaris NHS Matt Hancock mengatakan perusahaan sudah mulai mengirimkan data ke MHRA dan akan menyerahkan data lengkap mereka dalam beberapa hari mendatang.
"Ini adalah langkah maju penting lainnya dalam mengatasi pandemi ini," tambah sekretaris kesehatan itu.
"Jika suatu vaksin disetujui, tentu saja, akan tersedia di seluruh Inggris dari NHS kami, gratis pada saat pengiriman sesuai kebutuhan dan bukan kemampuan untuk membayar."
Hancock berkata, jika MHRA menyetujui vaksin COVID-19 Pfizer / BioNTech itu, "kami akan siap untuk memulai vaksinasi bulan depan, dengan sebagian besar peluncuran di Tahun Baru".
Dia menambahkan: "Kami menuju ke arah yang benar, tetapi jalan masih panjang - virus corona tetap menjadi bahaya besar saat ini."
Advertisement
Di Amerika
Warga Amerika Serikat diprediksi akan mendapatkan vaksin COVID-19 pertama kali pada 11 Desember 2020, menurut kepala program vaksin Virus Corona AS. Sejumlah media menyebut 12 Desember.
Dikutip dari laman BBC, Senin (23/11/2020) Dr Moncef Slaoui mengatakan, pihak terkait rencananya akan mengirimkan vaksin dalam waktu 24 jam setelah vaksin disetujui.
Komentar itu muncul di tengah lonjakan kasus Virus Corona COVID-19 di seluruh negeri.
AS telah mencatat lebih dari 12 juta kasus dan 255.000 kematian, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.
Ini adalah jumlah tertinggi yang tercatat di mana pun di dunia. Perusahaan farmasi Amerika Pfizer dan mitranya BioNTech mengajukan permohonan pada Jumat kemarin pada pihak terkait.
Vaksin, yang membutuhkan dua dosis pada satu orang telah terbukti 95 persen efektif. Pfizer berharap dapat memproduksi hingga 50 juta dosis vaksin COVID-19 pada akhir tahun ini.
Komite penasihat vaksin Food and Drug Administration (FDA) akan bertemu pada 10 Desember untuk membahas apakah akan mengotorisasi vaksin.
Dr Slaoui mengatakan kepada CNN bahwa itu bisa diluncurkan "mungkin pada hari kedua setelah persetujuan".
Vaksin akan didistribusikan berdasarkan populasi setiap negara bagian. Dr Slaoui mengatakan, masing-masing negara bagian akan bertanggung jawab untuk memutuskan siapa yang mendapat vaksin pertama, dengan rekomendasi bahwa prioritas diberikan kepada mereka yang paling berisiko, seperti petugas layanan kesehatan dan orang tua.
Perusahaan farmasi Moderna juga telah melaporkan bahwa vaksinnya hampir 95 persen efektif, menurut data pengujian. Perusahaan diperkirakan akan meminta persetujuan untuk vaksin tersebut dalam beberapa minggu mendatang.
Infografis Urutan Penerima Vaksin COVID-19 di Indonesia
Advertisement