Liputan6.com, Moskow - Tak mau ketinggalan, Negeri Beruang Merah alias Rusia dilaporkan tengah berupaya mendirikan stasiun angkasa luar miliknya sendiri.
Seperti dikutip dari Xinhua News, Jumat (27/11/2020), perusahaan roket dan antariksa Rusia Energia pada Kamis 26 November mengumumkan pihaknya tengah menggarap rencana membangun stasiun luar angkasa multifungsi baru.
Baca Juga
Energia yang membawahi operasional penerbangan dan pengujian roket dan sistem luar angkasa.
Advertisement
"Stasiun orbit milik Rusia akan terdiri dari tiga hingga tujuh modul nirawak atau dengan awak sebanyak dua hingga empat orang," kata First Deputy General Designer Vladimir Solovyov.
Pada konferensi Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia tentang luar angkasa, Solovyov menyampaikan kekhawatiran tentang periode orbit Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) karena beberapa komponen tertentu telah rusak dan tidak dapat diganti.
Solovyov, yang juga menjabat sebagai direktur penerbangan segmen Rusia di ISS, mengatakan stasiun tersebut dapat berhenti beroperasi pada 2025 dan biaya pemeliharaannya mungkin mencapai 10-15 miliar rubel (1 rubel = Rp 186).
Saksikan Juga Video Ini:
Pembicaraan Tahun Depan
Perusahaan luar angkasa milik negara Rusia, Roscosmos, pada Kamis mengatakan bahwa mereka berencana membahas periode orbit operasional ISS dengan NASA awal tahun depan.
Masa orbit ISS sangat bergantung pada kondisi teknis modul dan beberapa aspek politik tertentu yang rencananya akan ditangani, demikian menurut Roscosmos dalam siaran persnya.
Perusahaan tersebut saat ini sedang menunggu proposal dari Energia tentang pembuatan stasiun luar angkasa nasional baru, yang pertama-tama akan dibahas di Dewan Ilmiah dan Teknis Roscosmos, kemudian dilaporkan kepada pemerintah, kata Roscosmos.
Advertisement