Jepang Bayar Restoran Agar Tutup Lebih Awal untuk Redam COVID-19

Virus COVID-19 di ibu kota Jepang sedang meningkat. Pemerintah siap membayar restoran agar tutup lebih awal.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 29 Nov 2020, 15:22 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2020, 07:00 WIB
Aktivitas Warga Tokyo di Tengah Penambahan Kasus COVID-19
Pengunjung yang mengenakan masker wajah untuk melindungi dari penyebaran virus corona berjalan-jalan di distrik Asakusa di Tokyo, Jepang, Rabu (14/10/2020). Tokyo mengonfirmasi lebih dari 170 kasus virus corona baru pada hari Rabu. (AP Photo/Koji Sasahara)

Liputan6.com, Tokyo - Jepang menerapkan pembatasan jam operasional di restoran Tokyo akibat lonjakan kasus COVID-19. Kebijakan ini menarget restoran yang menyajikan alkohol serta tempat karaoke.

Dilansir Kyodo, Sabtu (28/11/2020), pemerintah metropolitan Tokyo meminta agar bisnis restoran dan karaoke tutup pada pukul 22.00. Aturan berlaku selama 20 hari hingga 17 Desember.

Pemerintah menyediakan bantuan sebesar 400 ribu yen (Rp 54 juta) ke tiap bisnis yang patuh dengan aturan itu. Namun, tak semua bisnis tertarik ide itu.

"Penjualan kita baru saja mulai pulih. Saya bisa paham kenapa permintaannya dibuat tetapi sulit untuk patuh selama musi tersibuk tahun ini," ujar Jun Sagae, manajer bar izakaya di Shimbashi.

Berdasarkan data Kyodo, ada 39.649 kasus COVID-19 di Tokyo. Jumlah kasus itu tertinggi di Jepang.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Beikut Ini:

Bantuan Dirasa Kurang

FOTO: Tokyo Konfirmasi Penambahan Kasus Baru COVID-19
Orang-orang yang memakai masker untuk membantu mengekang penyebaran COVID-19 beristirahat di sebuah gedung di Tokyo, Jepang, Senin (2/11/2020). Tokyo mengonfirmasi lebih dari 80 kasus baru COVID-19 pada 2 Oktober 2020. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Izakaya lainnya di dekat Stasiun Ueno menyebut siap mengikuti aturan pemerintah. Pelanggan juga mulai berkurang karena COVID-19 meningkat. Namun, bantuan 400 ribu yen dirasa belum cukup.

"Bantuan 400 ribu yen tidak cukup sama sekali. Kami harap infeksinya akan segera turun," ujar seorang pegawai di dekat Stasiun Ueno. 

Setelah Tokyo, kasus tertinggi lain di Jepang berada di Osaka, Kanagawa, Aichi, dan Hokaido.

(1 yen = Rp 135)

15 Ribu Orang di Jepang Akan Ikuti Gelombang Baru Tes Antibodi Virus Corona COVID-19

FOTO: Tokyo Konfirmasi Penambahan Kasus Baru COVID-19
Orang-orang memakai masker untuk membantu mengekang penyebaran COVID-19 di Tokyo, Jepang, Senin (2/11/2020). Tokyo mengonfirmasi lebih dari 80 kasus baru COVID-19 pada 2 Oktober 2020. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Pemerintah Jepang menggulirkan gelombang baru tes antibodi Virus Corona COVID-19 pada sekitar 15.000 wargnya. Tes akan rampung pada akhir 2020, saat pemerintah berupaya memahami dengan lebih baik skala penyebaran pandemi COVID-19 di negara tersebut.

Menteri Kesehatan Jepang Norihisa Tamura mengatakan, tes itu akan dilakukan di Tokyo, Osaka, dan tiga prefektur lain, termasuk Miyagi, Aichi, dan Fukuoka. 

Dilaporkan Xinhua, Jepang mencatatkan rekor jumlah kasus penularan COVID-19, dengan beberapa kota besar, termasuk Tokyo dan Osaka, meminta bisnis hiburan malam mempersingkat jam operasional mereka demi mencegah penyebaran Virus Corona.

Menurut kementerian itu, hasil tes tersebut akan membantu para petugas kesehatan memahami secara lebih akurat tentang sejauh mana pandemi telah menyebar di Jepang. Hal itu dimungkinkan karena antibodi untuk melawan virus corona akan muncul bahkan pada mereka yang tidak memiliki gejala.

Infografis COVID-19:

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya