Jepang Akan Setop Subsidi Travel karena Lonjakan Kasus COVID-19

Pemerintah Jepang bakal menyetop program subsidi travel di beberapa daerah akibat lonjakan COVID-19.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 11 Des 2020, 16:51 WIB
Diterbitkan 11 Des 2020, 16:51 WIB
Warna-Warni Daun di kuil Buddha Joshinji Jepang
Seorang pria yang mengenakan masker mengunjungi kuil Buddha Joshinji sambil mengamati warna dedaunan musim gugur di Tokyo, Jepang pada 9 Desember 2020. (AP Photo/Kiichiro Sato)

Liputan6.com, Tokyo - Pemerintah Jepang mendapat rekomendasi untuk menyetop dulu program subsidi travel akibat kasus COVID-19 yang naik. Meski begitu, Pemerintah Jepang tidak akan menyetop program subsidi travel ini di seluruh area.

Program subsidi bernama "Go To Travel" ini merupakan kampanye pemerintah Jepang untuk menggenjot ekonomi di tengah pandemi COVID-19. Perdana Menteri Yoshihide Suga mendukung program ini.

Kini, sub-komite pemerintah Jepang meminta supaya pemerintah memperketat protokol di daerah yang virusnya sedang melonjak.

Yasutoshi Nishimura, pejabat senior yang menangani masalah pandemi COVID-19, menjelaskan bahwa ada juga rekomendasi agar meminta restoran yang menyediakan alkohol untuk tutup lebih awal, demikian laporan Kyodo, Jumat (11/12/2020).

Proposal ini muncul sehari ketika kasus COVID-19 di Jepang melonjak 2.973 dalam sehari. Pakar medis menilai kebijakan pemerintah belum efektif untuk mengurangi jumlah pasien.

Kasus-kasus baru juga muncul di prefektur seperti Hiroshima, Kochi dan Fukuoka yang sebelumnya sudah bebas dari klaster.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, ada 173 ribu kasus COVID-19 di Jepang.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Popularitas PM Suga Anjlok Akibat COVID-19

Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan PM Jepang
Presiden Joko Widodo bersama Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga (kiri), sama-sama mengenakan masker sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19, mendengarkan lagu kebangsaan saat upacara penyambutan di Istana Bogor, 20 Oktober 2020. (Laily Rachev/Indonesian Presidential Palace via AP)

Tingkat popularitas Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga anjlok ke level 50,3 persen. Rakyat Jepang tidak puas dengan penanganan COVID-19 pemerintah dan meminta agar sektor kesehatan diutamakan ketimbang ekonomi.

Bulan lalu, popularitas PM Suga masih berada di level 63 persen. Ini adalah pertama kalinya sejak 2017 popularitas PM merosot lebih dari 10 poin. 

Menurut laporan Kyodo, Senin (7/12/2020), sentimen negatif terhadap PM Suga juga melonjak dari 19,2 persen bulan lalu menjadi 23,8 persen.

Sebanyak 76,2 persen responden berkata mencegah infeksi seharusnya menjadi prioritas ketimbang menggairahkan ekonomi.

55,5 persen menilai kebijakan COVID-19 pemerintah Jepang belum mumpuni, sementara yang setuju hanya 37,1 persen.

Masyarakat Ogah Jalan-jalan

Olimpiade Tokyo Siap Digelar Usai Ditangguhkan Akibat COVID-19
Cincin Olimpiade terlihat di Taman Laut Odaiba, Tokyo, Jepang (17/7/2020). Olimpiade Tokyo akan digelar di arena yang sama dengan mengikuti jadwal yang hampir tidak berbeda dari yang direncanakan sebelum ajang tersebut ditangguhkan akibat pandemi COVID-19 pada Maret lalu. (Xinhua/Du Xiaoyi)

Warga Jepang juga tidak mengapreasiasi rencana pemerintah untuk menunjang industri pariwisata lewat kampanye Go To Travel.

Program itu memberikan subsidi bagi traveler. Akan tetapi, masyarakat masih enggan bepergian.

48,1 persen responden berkata program itu harus ditangguhkan karena khawatir akan memperparah infeksi.

Mayoritas responden, sebanyak 83,6 persen, berkata tak punya rencana jalan-jalan pada liburan Tahun Baru.

Isu Olimpiade Tokyo juga menjadi sorotan responden. Sebanyak 60 persen responden meminta rencana Olimpiade Tokyo 2021 supaya direvisi, ada juga yang meminta acara itu ditunda bahkan dibatalkan.

Survei dilaksanakan oleh Kyodo News pada 5-6 Desember 2020.

Infografis COVID-19:

Infografis Jangan Lengah Protokol Kesehatan Covid-19
Infografis Jangan Lengah Protokol Kesehatan Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya