Liputan6.com, Seoul - Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in secara tegas mengecam kekerasan di Myanmar serta menuntut agar Aung San Suu Kyi dibebaskan. Ia turut menulis tagar #JusticeForMyanmar dan #StandForMyanmar.
"Penggunaan kekerasan terhadap rakyat Myanmar harus berhenti sekarang. Tidak boleh ada lagi nyawa yang hilang," ujar Presiden Moon di media sosial, seperti dilaporkan Yonhap, Sabtu (6/3/2021).
Advertisement
Baca Juga
Kecaman juga diberikan kepada polisi yang ikut melakukan aksi represif.
"Kami mengecam pembungkaman dengan kekerasan terhadap protes oleh pasukan militer dan polisi dan secara tegas meminta dibebaskannya segera semua tahanan politik, termasuk Aung San Suu Kyi," kata Presiden Moon.
Majelis Nasional Korsel juga sudah menyampaikan protes terhadap kudeta yang terjadi.
Sudah lebih dari 50 orang tewas akibat protes anti-kudeta di Myanmar. Aung San Suu Kyi dan para petinggi partai National League for Democracy (NDL) juga masih ditahan.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Harapan Rakyat Myanmar ke PBB Mulai Pudar
Utusan khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, masih terus meminta agar dunia internasional bertindak untuk mengatasi situasi di Myanmar. Ia memperingatkan bahwa rakyat perlahan mulai tak percaya PBB.
"Harapan yang mereka taruh pada PBB dan keanggotaannya sedang memudar," ujar Christine seperti dilansir situs UN News, Sabtu (6/3/2021).
"Saya setiap hari mendapatkan sekitar 2.000 pesan yang meminta aksi internasional untuk menangkis serangan yang nyata terhadap kehendak rakyat Myanmar dan prinsip-prinsip demokrasi," lanjutnya.
Christine Schraner Burgener berkata intens berkomunikasi dengan berbagai komunitas di Myanmar, termasuk PNS. Ia menyebut mereka semua sebagai pahlawan dan protektor dari demokrasi Myanmar.
Ia lantas meminta agar Dewan Keamanan PBB segera mengambil tindakan terhadap aksi militer Myanmar.
Advertisement